Faidah dari Guru (part.1)

, by Unknown



001.Salaf dan Ikhtilath

Perhatikanlah bagaimana salafus sholeh benar-benar memperhatikan masalah ikhtilat di antara laki-laki dan wanita sampai disaat mereka sudah tak bernyawa.
Diriwayatkan dari Abdurrozzaq dengan sanad yang dihasankan oleh Ibnu Hajar, dari Watsilah bin Al Asqo' rodhiallahu'anhu :

“Bahwa ia dahulu menguburkan laki-laki dan perempuan ke dalam satu lubang kuburan dengan mendahulukan laki-laki dan memasukkan wanita setelahnya.”

Ibnu Hajar rohimahullah berkata : “seakan-akan ia menjadikan tanah sebagai pemisah diantara keduanya, apalagi karena keduanya bukan mahram.

Faidah dari Syeikh ‘Abdul Qoyyum As Suhaibaniy-hafidzohullah-.


002. Itu Sudah Cukup

Memahami perkataa Ulama seperti : "HADITS INI DIRIWAYATKAN SECARA MAUSHUL DAN MURSAL, YANG BENAR ADALAH RIWAYAT MURSAL'' beserta penjelasannya adalah cukup bagi seorang tholibul 'Ilm. Seperti hadits (( من حسن إسلام المرء )) yang diriwayatkan oleh 'Ali bin Husain-rodhiallahu'anhu-.

Karena memang, untuk menghukumi satu hadits memerlukan kesungguhan, keuletan, kerja keras, ketelitian di dalam mengumpulkan jalur-jalur hadits, ketepatan dalam menerapkan kaidah-kaidah ahli hadits, dan lain sebagainya.

Tidaklah cukup hanya dengan mengetahui derajat para rowi dalam sanad hadits tersebut yang secara dzohir semuanya tsiqoh dapat langsung dikatakan haditsnya shohih, karena boleh jadi ada 'illah yang tersembunyi dibalik rantaian rowi yang tsiqoh. tidak pula hanya dengan keberadaan rowi yang dhoif haditsnya berstatus dhoif, karena boleh jadi diriwayatkan oleh rowi-rowi yg tsiqoh dari jalur yang berbeda, dan seterusnya.

contoh lain dari hadits yang terdapat 'illah didalam isnadnya namun tidak mempengaruhi ke-shohih-an isi hadits adalah hadits (( البيعان بالخيار )) yang diriwayatkan oleh para rowi yang tsiqoh : dari Ya'la bin 'Ubaid dari Sufyan ats-Tsaury, dari 'Amru bin Dinar, dari Ibnu 'Umar dari Rosulullah-shallahu'alaihiwasallam- Beliau bersabda...Sekilas rangkaian isnad diatas bersambung dari rowi ke rowi yang adil, dan matannya (isi hadits) pun benar. akan tetapi setelah dikumpulkan semua jalur hadits ini ternyata terdapat 'illah pada kata dari 'Amru bin dinar yang benar adalah dari 'Abdullah bin dinar sebagaimana yang diriwayatkan para Imam dari ashab Sufyan [rowi-rowi yang meriwayatkan darinya].dalam kasus ini terjadi kerancuan pada Ya'la bin 'Ubaid, dengan mengganti 'Abdullah bin Dinar menjadi 'Amr bin dinar, sedang kedua-duanya tsiqoh.

Namun, apabila seseorang mampu untuk menghukumi hadits (mungkin setelah bergelut dengan dunia ilmu hadits bertahun-tahun) maka akan lebih baik lagi.

'Abdurrohman bin Mahdy berkata : ''ber-mulazamah-lah engkau di majlis-majlis kami selama 20 tahun, niscaya engkau akan memahami apa yang aku katakan."
wallahuta'ala a’lam....
_____________________________
Faidah dari Syeikh Dr.Abdul Baari bin Hammad al-anshoriy hafidzohullah disaat men-syarh alfiyah 'iroqi...(المعلل)


003. Yang Mereka Inginkan Adalah Menghancurkan Islam

Salah satu Imam Jarh wa Ta'dil, Al-Hafidz Abi Zur'ah Ar Rozy -rohimahullah- berkata :

"Jika kalian melihat seseorang yang merendahkan kedudukan salah satu dari Sahabat Rosulillah-shollallahu'alaihi wa sallam-,maka ketahuilah sesungguhnya ia adalah seorang ZINDIQ, karena Rosulullah dan Al-Qur'an bagi kami adalah HAQ, sedangkan melalui perantara mereka lah (para sahabat-rodhiallahu'anhum-) Al-Qur'an dan Sunnah-Sunnah Nabi sampai kepada kami.
Mereka men-JARH bukti-bukti kami (para sahabat) dengan tujuan mengingkari Al-Qur'an dan Sunnah.
dan merekalah yang lebih pantas untuk di-JARH...''
((diriwayatkan oleh Al-Khotib Al-Baghdadi dalam kitabnya 'al-kifayah'))

Maka saya katakan :

1.Sesungguhnya orang-orang (SYI'AH qobbahahumullah) yang menghina,mencaci,memaki,mengkafirkan para Sahabat yang mulia adalah adalah orang2 yang ingin MENGHANCURKAN AGAMA ISLAM itu sendiri [yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah], karena tanpa perantara mereka [ba'da Allah] agama yang mulia ini tak akan pernah sampai kepada kita.

2.Teruntuk sahabat-sahabat ku [yang menisbatkan dirinya pada manhaj salafus sholeh] orang-orang seperti mereka lah yang sebenarnya lebih pantas, lebih berhaq untuk kalian JARH...bukan orang2 yang dengan gigihnya mendakwahkan Tauhid, mengajak manusia pada sunnah...wallahuta'ala A’lam...
______________________
26 Muharrom 1435 Hijriyyah di Daaril Hijroh....


004. FAIDAH HADITSIYYAH dari MUHADDITS MADINAH

1) Didalam kitab Shohihain (Bukhori dan Muslim) ada 4 orang yang bernama Yahya bin Sa'iid, 2 orang dari kalangan 'Sighor at-tabi'in' yaitu Yahya bin Sa'id At-Taimy (Abu Hayyan) dan Yahya bin Sa'id Al-Anshory...

sedangkan dari kalangan guru gurunya Bukhori, Yahya bin Sa'id al-Qotthondan Yahya bin Sa'id Al-Umawy...

2) Abu Bakr bin Abi Syaibah ('Abdullah bin Muhammad bin Ibrohim) adalah Guru Imam Bukhori dan Imam Muslim, dimana Imam Muslim paling banyak meriwayatkan hadits dari beliau (kurang lebih 1500 hadits)...

sedangkan pada urutan yang kedua, Imam Muslim banyak meriwayatkan dari Gurunya Abu Haitsamah Zuhair bin Harb sebanyak 1281 hadits...

3) Didalam kutubus sittah, hanya ada satu orang yang bernama Qutaibah bin Sa'iid, sehingga Imam Muslim terkadang menyebutkan nasabnya yang panjang, dan terkadang hanya menyebut namanya saja, atau nama ayahnya, dan ini tidak mengapa sebab namanya (Qutaibah) termasuk ''munfarid fii al-ism, ghoir muta'addidah'' 

4) Salah satu dari ciri khas Imam Muslim didalam metode penulisan Shohihnya adalah mengumpulkan beberapa jalur hadits yang sama dan meletakkannya dalam satu tempat, dengan meriwayatkan salah satu hadits secara keseluruhan, selebihnya hanya menulis jalur hadits (isnad/sanad) nya saja, sehingga akan sering ditemukan kata ''mitslahu'' (seperti hadits sebelumnya) dengan menyebutkan tambahan atau kekurangannya.

5) Keistimewaan shohih Muslim yang lainnya adalah menyebutkan rowi-rowi yang mubham dengan kata ''wa huwa''...atau terkadang dengan kata ''ya'ni'' yang mana kata ini mempunyai ''qoil'' yaitu Imam Muslin dan yang lainnya, dan mempunyai ''fa'il'' yaitu ''dhomir mustatir taqdiruhu tilmidz''...

6) Keistimewaan selanjutnya adalah menjaga istilah-istilah didalam mengambil/mendapatkan hadits, apabila Imam Muslim mendengarkan Hadits dari gurunya seorang diri maka beliau menggunakan kata ''haddatsani'' dan kata ''haddatsana'' apabila mendengarkan hadits bersama dengan yang lain, sedangkan jika hadits tersebut dibacakan kepadanya seorang diri beliau menggunakan kata ''akhbaroni'' dan kata ''akhbarona'' jika dibacakan padanya bersama dengan yg lainnya.
_______________________________
sekelumit Faidah dari syaikhuna Al-'Abbad(hafidzohullah) dengan sedikit tambahan dari kami pada point k 6....Wallahuta'ala 'Alam.
8 shofar 1435 H.


005. MENANGISLAH...

Lelaki sejati itu bukanlah lelaki yg tidak pernah meneteskan air mata...

Akan tetapi lelaki sejati itu yg bisa menangis disaat ia harus menangis...

Camkanlah bagaimana manusia paling mulia Baginda Rosul Muhammad sholaatullaahi wa salaamuhu 'alaihi menangis ketika anaknya meninggal dunia...beliau meneteskan air mata ketika satu persatu Sahabat beliau berguguran dimedan perang...

Menangislah...selagi anda msih bisa menangis...karena Fudhoil bin 'iyadh tertawa ketika orang tuanya meninggal dunia...beliau tak bisa menggabungkan antara mushibah dan rahmat...
_____________________
Al muharror fi al hadits hal.555-556 Syeikh Dr.’Abdul Qoyyum hafidzohullah.


006. IMAM MUSLIM dan JARH WA TA'DIL

1. Kedudukannya dalam Ilmu Jarh wa Ta'dil
Bagi ahlul 'ilmi yang mengamati biografi ilmiah Imam Muslim, mencermati perkataan orang yang sezaman dengannya, serta karya-karya dari para ulama spesialis dibidang ini yang datang setelahnya. Ia akan mendapatkan bahwa Imam Muslim mempunyai level yang tinggi didalam mengkritisi para rowi, sangat lihai dalam menelusur riwayat-riwayat yang mempunyai celah, sangat profesional dalam memilah-milih hadits yang shohih dari sekian hadits-hadits yang bermasalah.

diantara bukti-bukti yang masih terukir rapi sampai saat ini adalah :

a) Seleksi super ketat terhadap hadits hadits yang beliau dengar, dari 300.000 hadits disaring dan diambil sari patinya yang shohih menjadi 8000 hadits yang tersusun indah dalam karya fenomenal beliau ''Shohih Muslim''.

b) Membukukan sualaat (pertanyaan-pertanyaan seputar jarh wa ta'dil) yang beliau ajukan pada Guru Beliau, Imam Ahmad bin Hambal.

c) Karya-karya beliau dalam bidang 'Ilmu Rijal, dan kitab-kitab 'Ilal, seperti kitab 'At-Tamyiiz', Al-Mukhodromuun, dan lain sebagainya yang menunjukkan ke-imam-an beliau.

d) Statemen-statemen dari para kritikus (ulama jarh wa ta'dil) terhadap beliau :
- Abu Zur'ah dan Abu Hatim -Ar rooziyaani- lebih mendahulukan hadits-hadits yang dishohihkan Imam Muslim dari pada Imam-imam lain yang se-masa dengan mereka.

- Imam Nawawi berkata : ''[para ulama pent.] telah sepakat akan kemuliaan, ke-imam-an, kedudukannya yang tinggi, dan kecakapan beliau dalam karyanya, serta keahlianya.''

- Imam Adz-Dzahabi memposisikan Imam Muslim di level ke-5 didalam kitabnya ''siapa saja yang perkataanya mu'tamad (pokok acuan/rujukan pent.) dalam jarh wa ta'dil.''

Begitu pula hal yang sama dilakukan As-Sakhowi dalam kitabnya ''al-'ilaan bit-taubiikh liman dzammat taariikh''

2. Kedudukan beliau dimata ulama jarh wa ta'dil
Beliau adalah Imam mu'tadil yang pekataannya diterima dalam jarh wa ta'dil. Imam Adz-Dzahabi membagi ulama jarh wa ta'dil menjadi 3 golongan; mutasyaddidun, mu'tadiluun, dan mutasaahiluun. dan memposisikan Imam Muslim dalam golomgan mu'tadil layaknya guru-guru beliau seperti Imam Ahmad, Imam Bukhori, dan lain-lain.
___________________
ahad,04/03/1435 H
3 jam 40 menit menjelang ujian kutubus sunnah 'shohih muslim' Dr. Ziyad Manshur hafidzohullah


007. DENGAN APA KAU HABISKAN MALAM MU...?
(memetik faidah dari Syeikh 'Abdurrozzaq Al-Badr-hafidzohullah-)

faidah yang luar biasa ini beliau sampaikan ketika membahas salah satu atsar dari Thoriq bin Syihab yang di dalamnya terdapat pelajaran-pelajaran yang sangat berharga, bagaimana kegigihan salafus sholeh (orang-orang sholeh terdahulu) keinginan mereka untuk bertemu dengan "al-akaabir" (ulama sepuh baik dari kalangan sahabat, atau tabi'in).

lalu syeikh Abdurrozzaq bercerita, suatu saat beliau-hafidzohullah- berada di mesjid miqot, lalu datang kepada beliau seorang laki-laki dengan pakaian ihrom hendak menuju makkah, orang ini berkata kepada syeikh : "demi Allah..sungguh hati ku sangat bahagia sekali, insyaallah aku akan bertemu syeikh Bin Baz."

selain itu atsar tersebut juga mengandung pelajaran yaitu bagaimana mereka salafus sholeh mengagungkan shalat. dan yang sangat beliau (syeikh hafidzohullah) tekankan adalah pelajaran bagaimana manusia menghabiskan malam-malam mereka.

kaum muslimin didalam melalui malam-malam mereka terbagi menjadi 3 golongan :
1. lahu wala 'alaihi ( له ولا عليه )
2. 'alaihi wala lahu ( عليه ولا له )
3. la 'alaihi wala lahu ( لا عليه ولا له )

golongan yang pertama adalah mereka yang menghabiskan malam-malamnya dengan ketaatan, seperti qiyamul lail, membaca al-Qur'an, mudzakaroh dan muroja'ah pelajaran, serta ibadah-ibadah yang lain. maka malam itu menjadi ladang amal baginya.

sedangkan golongan yang kedua, mereka adalah orang-orang yang mengisi malam-malamnya dengan kemaksiatan, lalu syeikh berkata : "seperti seseorang yang merasa dirinya tidak diawasi Allah, lalu menyalakan laptop dan membuka situs-situs yang mengandung syahwat, dll." maka orang seperti ini malam yang ia lalui merupakan bencana, petaka yang mencelakakannya. na'udzubillahi min dzalik.

adapun golongan yang ketiga adalah mereka yang hanya melalui malam-malamnya dengan tidur, tidak beribadah, tidak pula bermaksiat, maka orang seperti ini tidak mendapatkan apa-apa.

so..kira-kira diposisi mana kah diri kita???mari sama-sama kita renungkan untuk selanjutnya kita perbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita.
_____________________________
catatan ini kami petik disaat beliau menjelaskan kitab Ta'dzimu Qodri As-Sholah, karya Imam Al-marwaziy, sabtu 26/03/1435 H.


008. Tarjimuuha..!! Tarjimuuha..!!

Abu Zur'ah Ar-Rozi-rohimahullah- berkata : "jika kalian melihat ada orang yang mencela sahabat, maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq."

Mengomentari perkataan ini syeikh Anis Thohir al-indunisiy hafidzohullah berkata : "sesungguhnya mereka (syiah rofidhoh) ingin menghancurkan islam, akan tetapi tidak mampu secara langsung, lalu mereka, orang-orang syiah rofidhoh-qobbahahumullah- mencela sahabat sebagai pembawa Al-Qur'an dan Hadits Nabi shallallahu'alaihi wasallam."

Berkata sahabat 'Ali bin Abi Tholib-rodhiallahu'anhu- kepada 'Umar bin Al-Khottob-rodhiallahu'anhu : "shallallahu 'alaika." semoga Allah bersholawat kepada mu.

dengan menggebu-gebu, syeikh-hafidzohullah-berkata (kurang lebih) kepada jamaah : "atsar ini bukan hanya shohih, tapi shohih sekali...! tarjimuuha!!!tarjimuuha..!!! terjemahkan..! terjemahkan (perkataan Ali bin abi Tholib ini) ke dalam bahsa francis, inggris, PERSIA...!!! lantas dari mana laknat yang mereka (syiah) dapatkan ini...?!"
_________________________________________________
beliau (Syeikh Anis Thohir yang berdarah indonesia ini) adalah mudarris dimasjid Nabawi sekaligus mudarris di Jami'ah Islamiyah fak.Hadits-hafidzohullah-, catatan ini kami ambil ketika beliau mensyarh kitab al-jawaabu al-baahir, karya Syeikhul Islam.


009. KETIKA DOSEN NAHWU BERBICARA TENTANG SYI'AH-qobbahahumullah-

"wallaahi wallaah...apapun bidang yang kalian tekuni, jadilah pejuang agama Allah yang haq ini, jika kalian ahli lughoh (bahasa arab) bantahlah orang-orang yang mengatakan Sahabat telah murtad dengan kelihaian bahasamu, jika kalian bergelut dalam dunia hadits, maka bantahlah mereka dengan ilmu hadits, dst..." 

begitulah kurang lebih cuplikan nasihat dosen nahwu kami tadi pagi, yang membuat bulu kuduk daku tiba-tiba berdiri, mungkin selama ini memandang 'sebelah mata' orang-orang yang berkecimpung difakultas lughoh, dan 'membusungkan dada' karena berada 'digedung' kuliah hadits.

padahal, ilmu bahasa adalah asal dari semua ilmu, ya..kami katakan asal dan sumber ilmu, kenapa? karena bagaimana mungkin seorang mufassir bisa menafsirkan makna al-Qur'an jika tidak menguasai seluk beluk bahasa Arab itu sediri, begitu juga dengan muhaddits, ahli ushul, ahli fiqh, dan lain sebagainya. 

dengan nada menggelora beliau-hafidzohullah- bercerita bagaimana membantah syiah yang berasal dari Iraq yang mencoba mendebat beliau.
salah satu ayat yang beliau jadikan hujjah dari sisi ilmu lughoh adalah suroh At-Taubah ayat 117 :

لقد تاب الله على النبي والمهاجرين والأنصار الذين اتبعوه في ساعة العسرة من بعد ما كاد يزيغ قلوب فريق منهم ثم تاب عليهم إنه بهم رءوف رحيم

yaitu kata 'taaba' (تاب) disini adalah fi'il madhi yang berati telah terjadi (sesungguhnya Allah TELAH menerima taubat atau mengampuni Nabi, Muhajirin dan Anshor...), maknanya bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Jika mereka (orang-orang syiah) mengatakan bahwa sepeninggalan Rosulullah shallallahu 'alahi wasallam seluruh sahabat telah murtad (hanya beberapa saja saja yang tidak) maka bagaimana mungkin mereka mengatakan hal seprti itu, padahal jauh sebelum peristiwa itu terjadi Allah telah mengabarkaan bahwanya para Sahabat telah dijamin diampuni segala dosannya.

lalu hujjah beliau yang seterusnya adalah suroh Al-Hasyr ayat 8-10 :
للفقراء المهاجرين الذين أخرجوا من ديارهم وأموالهم يبتغون فضلا من الله ورضوانا وينصرون الله ورسوله أولئك هم الصادقون

والذين تبوءوا الدار والإيمان من قبلهم يحبون من هاجر إليهم ولا يجدون في صدورهم حاجة مما أوتوا ويؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة ومن يوق شح نفسه فأولئك هم المفلحون

والذين جاءوا من بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رءوف رحيم 

jika ada haruf (الواو) yang berarti kalimat sebelum dan sesudahnya sama kedudukannya (setara), dan dhomir (kata ganti) pada kata (بعدهم) disini kembali kepada sahabat muhajirin dan anshor, lalu Allah mensifati mereka dengan shidiqun, orang yang beruntung, dan dengan iman, lantas atas dasar apa syiah mengkafirkan sahabat?!

maka kita katakan, cukuplah bagi mereka hadits Anas, Al-Barro', Abu Huroiroh, Abu sa'id, dan 'Ali bin Abi tholid dalam shohih muslim yang mengandung makna bahwa orang-orang yang membenci sahabat Anshor adalah tanda-tanda orang munafiq dan mereka adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Ta'ala dan Hari Akhir.

((لا يبغض الأنصار رجل يؤمن بالله و اليوم الآخر))
______________________
Kamis, 05/04/1435 H.
wallahu'alam...


010. Kaidah Kehidupan
Setiap perkataan terbagi menjadi dua bagian : 
1) perkataan itu sendiri
2) dan orang yang mengatakannya.

Dan dua perkara ini disebut dengan "Kaidah ilmiyah di dalam kehidupan."
Oleh karena itu kita dituntut untuk membedakan antara orang yang bisa diambil perkataannya dan orang yang ditolak perkataannya. 

Sebab musibah dari sebuah perkataan, kabar, berita terletak pada orang yang mengatakannya.

Dan yang perlu dicamkan adalah; SESUNGGUHNYA DUNIA TIDAK TAKUT KEPADA SIAPA PUN KECUALI TERHADAP ORANG YANG MENYINGKAP PERKATAAN SEBENARNYA (HAKIKAT DARI PERKATAAN ITU).

Dr.Abdul Karim bin Ibrohim al-qudhoiyah
Dosen mata kuliah muharroh fi al hadits.


011. MENSHOLATKAN KEPALA JENAZAH

Syeikh Abdul Muhsin Al-Badr hafidzohullah ditanya : "wahai syeikh di negri kami (iraq) ada takfiri yang membunuh kaum muslimin dan menggorok lehernya hingga putus lalu di kembalikan (kepalanya saja) kepada keluarganya, kemudian disholatkan.

Beberapa hari kemudian badan orang tadi ditemukan, apakah kembali disholatkan?"

Syeikh menjawab: "saya tidak tahu tentang sholat jenazah dengan kepala saja."

Lalu syeikh kembali berkata : "jika kepalanya saja tanpa badan ya mungkin disholatkan ghoib saja."

__________________
Majlis shohih muslim
Rabu, 13-04-1435 H.


012. YANG HARUS DIKUASAI THOLIB HADITS
(petuah dari guru mustholah)

Seorang tholib yang bergelut dalam dunia Hadits mau tidak mau ia harus menguasai 4 macam bagian dari mustholah hadits, sebab keempat-empat jenis ilmu ini adalah yang paling penting dalam ilmu hadits secara mutlak :

1) menguasai hadits shohih
2) hadits hasan
3) hadits mu'allu
4) riwayat rowi yang diterima dan ditolak

Jika seorang tholib sudah menguasai hadits shohih dan masalah-masalah yang berhubungan dengannya, hadits hasan dan pembagiannya, hadits mu'all yang mencakup hadits idthirob, maqlub, idroj, dukhulu haditsin fi haditsin, serta ilmu jarh wa ta'dil (riwayat rowi yang diterima dan ditolak) niscaya ia akan mempunyai kemampuan untuk membedakan mana hadits yang shohih, dan yang dhoif, mana riwayat yang maqbul dan tidak. oleh sebab itu bagi siapa saja yang ingin menguasai ilmu hadits hendaknya benar-benar menekuni keempat jenis ilmu tersebut.
­­­­­­____________________________
majlis alfiyah 'iroqi, 16-04-1435 H


013. SEKALI LAGI...
(pintu jarh wa ta'dil telah ditutup)

Kurang lebih setahun yang lalu, ketika dars 'dhowabith jarh wa ta'dil' mustawa tiga, Dr.Jam'aan hafidzohullah dosen mata kuliah jarh wa ta'dil dengan tegas mengatakan bahwa pintu jarh wa ta'dil telah usai bersamaan dengan berakhirnya masa-masa periwayatan hadits. meskipun ada beberapa tholib yang kontra dengan pendapat ini, dengan berdalil perkataan syeikh fulan bin alan, dan sempat terjadi ketegangan, akan tetapi dalih tholib itu seketika patah ketika syeikh memintanya mendefinisikan apa itu jarh.

((Jarh secara istilah adalah وصف الراوي بما يقتضي تضعيف روايته أو ردها))
yang masih ngotot jika jarh wa ta'dil itu masih ada silakan diterjemahkan sendiri...

Dan ternyata tadi pagi pertanyaan yang sama dilontarkan kepada DR.'Abdul Baariy-hafidzohullah, didalam sesi soal jawab pada dars Alfiyah 'Iroqi, dan SEKALI LAGI jawaban yang sama saya dengar.

Beliau mengatakan jika memang periwayatan hadits saat ini masih ada, berarti jarh wa ta'dil pun harus ada. akan tetapi masa itu telah berakhir, yang ada sekarang adalah GHIBAH YANG DIBOLEHKAN dan GHIBAH YANG DILARANG.

untuk ghibah yang diperbolehkan (sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Nawawi) tidak semua orang boleh membicarakannya, akan tetapi urusan tersebut diserahkan kepada ulama robbaniy, yang tau persis seluk beluk dan kaidah didalam penerapan ghibah yang diperbolehkan. Sebab hukum asal ghibah itu sendiri adalah HARAM.

Sekian..
berharap dikesempatan yang lain mendengar pertanyaan dan jawaban yang sama dari syeikh yang berbeda.
_________________
Sabtu, 16-04-1435 H.

              
014. ROWI yang MATI SURI...

Ketika tadi syeikh Abdul Muhsin Al-Abbad-hafidzohullah- mensyarh باب بيان الوسوسة في الإيمان وما يقوله من وجدها dari kitab Shohih Muslim, pada hadits no.342 terdapat rowi yang bernama SU'AIR BIN AL-KHIMSI.

Beliau-hafidzohullah- menerangkan bahwa nama rowi tersebut (Su'air) dan nama ayahnya (Al-khimsi) termasuk dalam rentetan dari الأسماء المفردة yaitu nama rowi yang sangat jarang sekali terulang penyebutannya didalam kitab-kitab hadits, sehingga jika disebutkan namanya tanpa ada nasab yang lengkap maka yang dimaksud adalah rowi tersebut bukan yang lain.

berbeda dengan Sufyan misalnya, jika disebut nama Sufyan saja maka kita harus mengetahui nama syeikhnya atau nama murid yang meriwayatkan darinya, dengan demikian kita akan mengetahui apakah ia Sufyan bin 'Uyaynah atau Sufyan Ats-Tsauri.

kemudian Syeikh menjelaskan bahwa Su'air ini pernah mati suri. sudah dimandikan dikafani dan disholatkan, bahkan akan dikuburkan. ketika jenazahnya mau diletakkan kedalam kuburan, sebagian anggota badannya bergerak dan ternyata masih hidup. lalu dikembalikan kerumahnya dan pada saat itu pula anaknya yang bernama Malik (salah satu rowi hadits juga) lahir.
----------------------------
saya sebenarnya juga sempat menulis pertanyaan, mengenai orang dayak (didaerah kami) yang juga mati suri, lalu hidup kembali, didalam kondisi 'mati' nya itu katanya dia diajak berjalan oleh seseorang yang memakai jubah putih, namun ia tdk bisa melihat wajah orang tersebut, lalu iapun diperlihatkan berbagai macam siksaan didalam neraka (katanya) setelah itu dia pun sadar dan memeluk agama islam kemudian menjadi da'i, menyampaikan apa yang pernah dialaminya kepada kaum muslim. peristiwa ini terjadi belasan tahun yang lalu, saat saya masih duduk dibangku SD. 

yang ingin saya tanyakan adalah apakah mati suri ini, berikut dengan penampakan2 memang ada nash yang menyebutkannya. tapi qodarullah pertanyaan saya tidak sempat dibacakan.

mungkin dari ikhwah sekalian ada yang tahu dalam masalah kejadian atau penampakan yang dialami oleh orang yg mati suri...?!


015. YANG MESTI DIKUASAI THOLIB HADITS episode 2
(petuah guru mushtolah)

Selain menguasai dan memahami hadits shohih, hasan, mu'all dan jarh wa ta'dil, seorang tholib hadits juga harus mempunyai kemampuan untuk memahami sebuah hadits dari segi :

1) Sinaa'ah haditsiyyah
2) Fiqhu Al-Hadits

Boleh jadi sebuah hadits dari sisi sina'ah haditsiyyah lebih tinggi derajatnya dari pada fiqh haditsnnya. Sinaa'ah haditsiyyah artinya bahwa rowi hadits tersebut lebih tsiqoh, lebih banyak jumlahnya, dan sepakat dalam periwayatan daripada hadits yang lain, baik secara mauquf atau marfu' misalnya, secara irsal atau ittishol.

bagi ulama yang memandang sebuah hadits dari sisi sina'ah haditsiyyah boleh jadi mengatakan bahwa riwayat mauquf lebih shohih dari pada riwayat marfu', akan tetapi ketika kita memperhatikan fiqh hadits yang mengandung suatu hukum atau pensyari'atan, boleh jadi kita merojihkan riwayat marfu'.

mengapa demikian? sebab Nabi shallallahu'alahi wasallam lah yang menyampaikan syari'at, dan yang memerintahkan, bukan sahabat, tidak juga tabi'in. selain itu hadits tersebut mengandung perkara yang ghoib, siapa lagi yang mengabarkannya jika bukan Nabi shallallahu'alai wasallam.

Nah ketika Imam Bukhori melihat hadits seperti ini beliau akan merojihkan riwayat marfu', dan ini yang dinamakan fiqh hadits, sebab yang memerintahkan itu bukan sahabat, yang mengetahui perkara ghoib juga bukan sahabat, dan beliau memilih fiqh hadits.

sedangkan Imam Nasa'i, Ad-Daruquthni dan yang lainnya lebih memilih sina'ah haditsiyyah. dan kedua-duanya shohih.kenapa? sebab terkadang sahabat meriwayatkannya secara marfu dan terkadang mauquf (seperti fatwa sahabat, misalnya).

so..ketika dihadapkan dengan permasalahan seperti ini, kita tak lagi kaku dalam bertindak, lebih berhati-hati dalam menghukumi suatu hadits.

wallahu'alam..
semoga bermanfaat..
________________________
majlis Ikhtishor 'Ulumi Al-Hadits, 18-04-1435 H

disusun ulang pada tanggal 10-07-1435 H
Madinah Nabawiyah

0 comments:

Post a Comment