Ganjaran Amal Ibadah yang Setara dengan Jihad di Jalan Allah
Diantara kasih sayang dan rahmat Allah Subhanahu
wa Ta’ala kepada hamba-Nya ialah dengan menghadiahkan kepada ummat ini
amalan yang ringan dan mudah untuk dikerjakan namun memiliki ganjaran pahala
yang sangat besar, pahala yang setara dengan mujahid (orang-orang yang berjihad
di jalan Allah) berupa surga Firdaus yang tinggi. Amalan-amalan tersebut
diantaranya adalah :
Yang
pertama, Penuntut ilmu.
Rosulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
من خرج في طلب العلم فهو في سبيل الله حتى يرجع
“Barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia
sedang (berjuang) di jalan Allah sampai ia kembali.” (H.R. Tirmidzi, dan dihukumi
sebagai hadits Hasan oleh syeikh Al-Albaniy)
Hadits yang agung ini mengisyaratkan bahwa
orang yang menuntut ilmu (ilmu syar’i) sama halnya dengan orang yang sedang
berjuang di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan sebagian ulama
berpendapat bahwa saat ini menuntut ilmu lebih utama dibandingkan orang yang
berperang di jalan Allah. Mengapa? Sebab kejahilan, fitnah syubhat dan syahwat yang
sedang merebak telah menggerogoti tubuh kaum muslimin. Dimana ritual kesyirikan
merajalela, amalan-amalan yang tidak ada tuntunannya dari Rosulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dan para sahabatnya dianggap bagian dari ajaran Islam,
ditambah aliran-aliran sesat dan menyesatkan siapa saja yang dangkal ilmu
agamanya. Dan untuk menyembuhkan
penyakit itu semua adalah dengan ilmu, ilmu yang dapat membedakan mana perkara
yang haq dan mana yang bathil, ilmu yang akan menuntut kaum muslimin untuk
beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla sesuai dengan apa yang pernah
dicontohkan oleh Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh karena
itu, marilah kita mengerahkan seluruh tenaga untuk menuntut ilmu agama,
mengajak sanak keluarga untuk menghadiri majlis-majlis ilmu. Paling tidak
mengarahkan mereka untuk mendengarkan Radio atau Televisi Dakwah serta video-video
ceramah yang sangat mudah diakses di internet. Rosulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda :
من يرد الله به خيرا يفقه في الدين
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka
akan difahamkan ia dalam perkara agama.” (Muttafaq ‘alaih)
Yang
kedua, orang yang berusaha untuk membantu janda dan orang miskin.
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الساعي على الأرملة والمسكين كالمجاهد في سبيل الله أو
القائم الليل الصائم النهار
“Orang yang berusaha (menolong) janda dan orang miskin,
(akan mendapatkan pahala) seperti orang yang berjihad di jalan Allah,
atau orang yang qilamul lail semalam suntuk dan puasa sehari penuh.” (H.R. Bukhori)
Saat ini, terutama di negara-negara konflik
seperti Suriah, Iraq, Palestina dan lain sebagainya banyak sekali wanita-wanita
janda yang suaminya terbunuh disaat mereka berjuang melawan zionis israel,
syi’ah nushoiriyah, dan seterusnya. Nah, sebagai saudara seiman tentunya kita
diperintahkan untuk membantu mereka, salah satunya ialah dengan memberikan
sumbangan dana yang dapat disalurkan melalui organisasi-organisasi yang
bergerak dalam pelayanan masyarakat seperti Peduli Muslim, Peduli Kemanusian
Radio Rodja, Misi Medis Suriah, dan yang lainnya. Begitu juga dengan membantu
orang-orang miskin di sekitar kita dengan memberikan mereka makanan misalnya,
maka insyaAllah kita akan mendapatkan balasan pahala yang setara dengan pahala
orang yang berjihad atau berperang di jalan Allah Ta’ala. Rosulullah shallallahu
‘alaihi wasallam juga bersabda :
مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا ،
وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً فِى سَبِيلِ اللَّهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
“Barang siapa mempersiapkan (membekali) orang yang
berperang, maka sungguh ia telah berperang. Barang siapa yang menanggung
keluarga orang yang berperang, maka sungguh ia telah berperang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Yang
ketiga, Birrul Walidain atau berbakti kepada kedua orang tua,
Suatu ketika, seorang laki-laki datang kepada
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengutarakan keinginannya
untuk ikut berperang bersama Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan
para sahabat yang lain, akan tetapi Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak
langsung memberikannya izin untuk turut serta melainkan bertanya terlebih
dahulu kepadanya,
“Apakah kedua
orang tuamu masih hidup?” Tanya
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada laki-laki itu,
“Ya”, Jawabnya singkat,
Maka
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,
“Berjihadlah
(dengan berbakti) pada keduanya.”
(Kisah ini sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori rohimahullah dalam kitab al-Adab dan
Imam Muslim rohimahullah dalam kitab al-Birr wa ash-Shilah)
Dengan
demikian bagi siapa saja yang orangtuanya masih hidup, jangan sia-siakan
kesempatan untuk mendapatkan pahala seorang mujahid yang berperang di jalan
Allah Ta’ala tanpa harus terjun langsung ke medan pertempuran, ganjaran berupa
surga Allah Ta’ala yang kenikmatannya kekal untuk selama-lamanya
Yang
keempat, beramal sholeh pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah,
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat mulia Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام
العشر، فقالوا: يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ فقال رسول الله صلى الله
عليه وسلم: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء
“Tidak ada hari dimana amal shalih pada
saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari
dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi
sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang
yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan
sesuatu apapun.”
Maka
beruntunglah orang-orang yang memanfaatkan waktu tersebut yaitu sepuluh hari
pertama di bulan Dzulhijjah yang baru saja berlalu dengan amal ibadah seperti sedekah
misalnya, puasa ‘Arofah, qiyaamul lail, dan seterusnya. Adapun bagi mereka yang
lalai atau karena ilmu yang belum sampai sehingga melewatkan kesempatan untuk
beribadah pada hari-hari tersebut, semoga tahun yang akan datang dapat
dipertemukan kembali dengan 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah dan
memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin, aamiin.
Dan
masih banyak lagi amalan-amalan yang ganjarannya setara dengan orang yang
berjihad di jalan Allah seperti bersedekah semata-mata mengharapkan ridho dan
balasan dari Allah Ta’ala, bekerja untuk menafkahi istri dan anaknya
begitu pula untuk kedua orang tuanya, pergi haji dan umroh, mujahadatu an-nafs
(berjuang mengendalikan hawa nafsu), berpegang teguh dengan sunnah di zaman
fitnah ini, duduk di masjid setelah sholat untuk menunggu sholat, dan lain
sebagainya.
Semoga
Allah Ta’ala memberikan taufik-Nya sehingga kita dapat mengerjakan amalan-amalan
yang ringan namun besar pahalanya.
Sekian
semoga bermanfaat, wallahu ta’ala a’lam.
______________
Madinah Nabawiyah, 26 Muharrom 1436 H
Hedi Kurniadi bin Helmi bin Su'ud
______________
Madinah Nabawiyah, 26 Muharrom 1436 H
Hedi Kurniadi bin Helmi bin Su'ud
Tweet
Solat pada waktunya Min?
ReplyDelete