Mari Bersholawat

, by Unknown




Bagian pertama

SEPUTAR SHOLAWAT NABI -shallallahu 'alaihi wasallam-

Diantara hak-hak Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang mesti ditunaikan oleh setiap muslim ialah bersholawat kepadanya shallallahu 'alaihi wasallam. Sebab melalui risalah yang beliau sampaikan secara sempurnalah kita dapat merasakan kenikmatan agung berupa hidayah iman dan islam. Makna sholawat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم ialah pujian Allah Subhanallah wa Ta'ala di hadapan para malaikat. Dan yang dimaksud dengan sholawat malaikat adalah do'a mereka untuk Nabi صلى الله عليه وسلم, sedangkan sholawat orang orang beriman adalah memohon kepada Allah tambahan sholawat untuk Nabi صلى الله عليه وسلم serta doa keselamatan dari segala kekurangan yang tidak pantas baginya صلى الله عليه وسلم

Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا

“Barang siapa yang bersholawat satu kali kepada ku, maka Allah akan bersholawat kepadanya sebanyak 10 kali.” (H.R Muslim)

Hadits yang mulia ini menunjukkan akan keutaman bersholawat kepada Nabi
 صلى الله عليه وسلم, dimana ia akan mendapatkan balasan pahala dari Allah Ta'ala.

Rosulullah صلى الله عليه وسلم juga bersabda :

البخيل الذي من ذكرت عنده فلم يصلي علي

“Orang yang bakhil itu ialah orang yang ketika namaku disebut didekatnya tapi ia tidak bersholawat kepadaku.” (H.R. Tirmidzi)

Oleh karena itu hendaknya bagi setiap muslim untuk selalu bersholawat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم entah bagi yang menyebut nama Nabi, atau yg mendengarnya صلى الله عليه وسلم. Orang yang bakhil dengan hartanya lebih ringan bila dibandingkan dengan bakhilnya orang yg tidak mau bersholawat, sebab sholawat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم merupakan ucapan yang sangat ringan, namun memiliki keutamaan yang luar biasa. Barang siapa yg bersholawat di mana pun ia berapa, maka malaikat akan menyampaikannya. .R. Tirmidzi)ده فلم يصلي علي

Tatacara sholawat telah Nabi صلى الله عليه وسلم jelaskan kepada sahabatnya, diantaranya ialah ketika para sahabat berada dalam majlis Sa’ad bin Abi Waqqosh rodhiallahu ‘anhu dan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang, maka berkata Basyir bin Sa’ad rodhiallahu ‘anhu, “Allah telah memerintahkan kami untuk bersholawat kepada anda, lantas bagaimana caranya?”
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “katakanlah : اللهم صلي على محمد وعلى آل محمد كما صليت على آل إبراهيم وبارك على محمد و على آل محمد كما باركت على آل إبراهيم, dan salam sebagaimana yang telah kalian ketahui.” (H.R. Imam Ahmad, Muslim, Nasai, dan Timidzi)


Adapun sholawat Ibrohimiyah adalah lafadz sholawat yg paling utama. Sholawat yang juga beliau katakan ketika ditanya oleh salah seorang sahabatnya. Dan tidaklah beliau menunjukkan sesuatu kepada ummatnya kecuali amalan tersebut paling afdhol (utama) diantara yang lainnya. jika ada yg lebih baik maka akan beliau jelaskan kepada sahabatnya. Sholawat Ibrohimiyah memiliki lafadz yg bermacam macam, yg ada di shohih Bukhori dan muslim lebih utama sebab menggabungkan antara sholawat kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم beserta keluarganya dan sholawat kepada Nabi Ibrohim عليه السلام beserta ahlinya. Bunyinya adalah sebagai berikut :

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad, kamaa shollaita ‘ala Ibroohiim wa ‘ala aali Ibroohiim innaka hamiidun majiid, wa baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad, kama baarokta ‘ala aali Ibroohiim wa ‘ala aali Ibroohiim innaka hamiidun majiid.”

Jika seseorang membaca atau mendengar maka cukup baginya untuk mengucapkan shallallahu alaihi wasallam, atau 'alaihi as sholaatu wa as salaam, sebagaimana yang diucapkan oleh sahabat, begitu juga dengan tulisan, harus dengan huruf yang lengkap. Para ulama di dalam kitab kitab mereka telah berwasiat untuk menulis kalimat sholawat dengan huruf yang sempurna, sebab jika kurang hurufnya maka kurang pula maknanya.

Sebagian orang dari kalangan sufi, mereka tidak mengucapkan Nabi صلى الله عليه وسلم kecuali menambah kata saiyidina. Dan ini merupakan perkara baru dalam agama, sebab para sahabat adalah orang yg paling utama tapi tidak pernah mereka mengatakan sayyidina. Jika memang kata saiyidina sunnah maka akan Nabi jelaskan dan akan didahului oleh sahabat didalam mengamalkannya. Kitab kitab hadist adalah bukti, dimana para ahli hadits sangat memperhatikan lafadz, bahkan mereka membedakan lafadz Nabi dan Rosul, jika memang ada kalimat sayyidina niscaya akan mereka tulis.

Sholawat Nabi صلى الله عليه وسلم juga diucapkan setelah adzan, masuk dan keluar mesjid, hari jumat, dan lain sebagainya. Maka hendaknya bagi kaum muslimin untuk memperbanyak sholawat sebagai bentuk cinta mereka kepada manusia paling utama, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Di dalam kitabnya, Imam Sakhowiy rohimahullah menyebut kitab kitab yang membahas masalah sholawat, kemudian beliau menyebutkan bahwa yg paling bagus dalam pembahasannya ialah kitabnya Ibnul Qoyyim rohimahullah. Adapun kitab Dalaailu al-Khoiroot milik Al Jazuli, di dalamnya terdapat hadits hadits palsu, dhoif, dan menyebutkan cara cara yg tidak pantas dilakukan untuk Nabi صلى الله عليه وسلم.

Wallahu a’lam



Bagian kedua
FATWA AL-'ABBAD SEPUTAR SHOLAWAT

Berikut ini adalah rangkuman beberapa fatwa syeikh Abdul Muhsin Al-'Abbad hafidzohullah seputar sholawat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :

1) Hukum mengucapkan sholawat ketika khotib sedang khutbah.
Syeikh hafidzohullah mengatakan bahwa ketika khotib sedang berkhutbah dan menyebut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka tidak mengapa bagi para jamaah untuk mengucapkan sholawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang dilarang adalah berbicara dengan orang lain atau sibuk dengan selain khutbah.

2) Hukum mengosongkan tulisan setelah kata Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ketika mencatatan pelajaran atau kajian.
Syeikh hafidzohullah mengatakan bahwa boleh bagi seseorang mengosongkan tulisannya setelah kata Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam agar tidak ketinggalan pelajaran yang di dengarnya, setelah selesai maka ia harus menulis kata sholawat (shallallahu 'alaihi wa sallam) di tempat yang ia kosongkan tadi dengan lengkap tanpa menyingkatnya seperti hanya menulis ص.م  (atau kalau di indonesia SAW).

3) Hukum mengucapkan sholawat karena lupa
Syeikh hafidzohullah mengatakan bahwa beliau tidak mengetahui dalil yang menunjukkan amalan tsb.

4) Hukum mengucapkanعليه السلام  kepada ahli bait Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
Syeikh hafidzohullah mengatakan bahwa tidak ada kekhususan bagi para sahabat dalam hal tsb, yang menjadi hak mereka adalah dengan mengatakan رضي الله عنه . Adapun jika terdapat penulisan Ali 'alaihissalam, atau Fathimah 'alaihassalam di dalam kitab-kitab ahlus sunnah maka itu adalah perbuatan penerbit, bukan pengarang kitab sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya.

5) Hukum memajang kaligrafi Allah Ta'ala yang disejajarkan dengan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
Syeikh hafidzohullah mengatakan bahwa perkara tsb tidak sepantasnya dilakukan, sebab termasuk perbuatan yang tidak ada faidahnya.

6) Hukum mengucapkan sholawat di kuburan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Syeikh hafidzohullah mengatakan bahwa boleh mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi di dekat kuburan beliau shallallahu 'alaihi wasallam, dan langsung pergi.

wallahu ta'ala a’lam..
sekian, semoga bermanfaat..

(Catatan sederhana ini kami rangkum dari kajian syeikh ‘Abdul Muhsin Al 'Abbad hafidzohullah ketika beliau menjelaskan tema seputar sholawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di masjid nabawi pada tanggal 04 Dzulhijjah 1435 H.)


0 comments:

Post a Comment