Aib Ku Punya Ku, Aib Mu Punya Mu...
Kalau boleh saya ibaratkan, aib itu laksana bau (maaf) kentut. Jika ada
orang lain yang kentut dengan aroma busuk, maka orang yang berada disekitarnya
akan grasak-grusuk mencari pelaku pengeboman, merasa jengkel sekali, sesak dada
dibuatnya, mual+kembung+bibir pecah-pecah+susah BAB (lhoo ne ngalur kemana to
ceritane) bahkan sampai ada yg memaki-maki, Allahul Musta’aan.
Namun aneh bin ajaib, sebusuk apa
pun baunya, orang yang kenntut enjoy-enjoy saja, bahkan sangat menikmati bau
yang telah meracuni orang di sampingnya.
Nah, begitu pula dengan aib/keburukan/kejelekan yang ada pada diri seseorang. Jika ada yang berbuat salah, maka orang lain yang sibuk mencongkel aibnya, sibuk menggembor-gemborkannya. Sedangkan dengan aibnya sendiri ia lupa ingatan, seakan-akan tak pernah berbuat kesalahan.
Nah, begitu pula dengan aib/keburukan/kejelekan yang ada pada diri seseorang. Jika ada yang berbuat salah, maka orang lain yang sibuk mencongkel aibnya, sibuk menggembor-gemborkannya. Sedangkan dengan aibnya sendiri ia lupa ingatan, seakan-akan tak pernah berbuat kesalahan.
sejak 14 abad silam, Baginda Rosul Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengisyaratkan :
يبصر أحدكم القـذاة في عين أخيه وينسى الجذل أو الجذع في عين نفسه
“Seseorang diantara kalian mampu melihat debu yang halus di mata saudaranya, sedangkan ia lupa dengan balok yang besar di matanya sendiri.”
(Hadits
diriwayatkan Bukhori dalam kitab adabu al-mufrod secara marfuu' dan mauquuf,
Al-Albany menshohihkan hadits ini secara mauquuf pada Abu Huroiroh rodhillahu
‘anhu)
Atau bisa diartikan pula dengan pribahasa
:
“Semut diseberang lautan tampak, gajah
dipelupuk mata tak tampak.”
Sibuk denga aib orang lain dan melupakan aib diri sendiri merupakan satu diantara penyakit-penyakit hati yang sangat berbahaya.
Seorang hamba yang diinginkan Allah Ta’ala untuk berbuat baik maka ia akan dipalingkan dari mengurus aib orang lain kepada aibnya sendiri, sebab orang yang asyik dengan aib orang lain merupakan sebab yang akan membinasakan dirinya sendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Sibuk denga aib orang lain dan melupakan aib diri sendiri merupakan satu diantara penyakit-penyakit hati yang sangat berbahaya.
Seorang hamba yang diinginkan Allah Ta’ala untuk berbuat baik maka ia akan dipalingkan dari mengurus aib orang lain kepada aibnya sendiri, sebab orang yang asyik dengan aib orang lain merupakan sebab yang akan membinasakan dirinya sendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إذا قال الرجل هلك الناس فهو أَهلكـُهُمْ
“Jika seseorang berkata : “celakalah manusia”, maka dialah yang paling celaka.” (HR.Muslim)
Selain itu, orang yg selalu memperhatikan aib orang lain akan merasa bahwa dirinya lebih baik, kemudian muncul rasa merendahkan dan angkuh kepada orang lain, karena sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain, dan cukuplah kebobrokan seseorang itu terungkap karena penghinaan terhadap saudaranya muslim.
Betapa banyak orang seperti mereka yg tidak pernah absen dengan aib saudaranya akan tetapi luput dengan dosa-dosa yang melilitnya, mereka lupa atau pura-pura lupa dengan beberapa hal :
1. Mereka adalah manusia biasa, sama seperti kita, kadang benar dan kadang salah,
2. Pada hakikatnya diri kita penuh dengan aib, kejelekan, dan dosa-dosa yang jika kita intropeksi lalu kita perbaiki maka secara tidak lngsung kita juga telah memperbaiki orang lain,
3. Barang siapa yang selalu membeberkan aib orang lain maka Allah juga akan membeberkan aibnya.
Jadi cukuplah aib yang melekat pada diri yang menjadi kesibukan kita, lalu perbaikilah..!!
Sekian semoga bermanfaat.
____________________
Madinah Nabawiyah,
____________________
Madinah Nabawiyah,
Malam musim dingin yang panjang, 09/03/1435
H
Tweet
0 comments:
Post a Comment