Debat Ilmiyah ala Ahli Istilah (Makna Hadits Dho'if)

, by Unknown

Beberapa hari lalu, dunia per-FB-an sempat dihebohkan dengan video debat ilmiah yang katanya mengusung tema ukhuwah. Tapi ternyata setelah acara selesai, selesai pula ukhuwah itu. Terbukti dengan komentar salah satu peserta dialog yang berbau dusta semula ia tulis lewat BBM lalu dibuat catatan ulang di blog milik pribadinya demi meraup simpati jamaahnya. Tak pelak lawan dialongnya pun dikatakan  ber-standar ganda lah, tidak hormat pada ulama lah, memaksakan kehendak lah, tidak ilmiah lah...dan lah lah lainnya.

Ah..takkan ada habis nya kalau ngomongin ahlu bid'ah hasanah ini, karena memang mereka takkan pernah ridho dengan ahlussunnah, sebagaimana yang dikatakan Ahmad bin Sinan al-waasith rohimahullah :

“tidak ada satu pun ahli bid'ah didunia ini melainkan ia sangat membenci ahlussunnah, jika seseorang telah berbuat bid'ah maka manisnya sunnah akan dicabut dari hatinya.”

Dari pada bahas keilmiahan ahlu bid'ah, lebih baik kiranya kita simak sejenak bagaimana Ulama ahli Al-Hadits ber-munaqosyah dalam mendefinisikan istilah-istilah dalam ilmu hadits, misalnya saja definisi hadits dhoi'if...

Al-Hafidz Ibnu Sholah mendefinisikannya dengan : 

"Setiap hadits yang tidak terkumpul padanya sifat-sifat hadits shohih dan hasan."

Pengertian dari beliau ini senada dengan Imam-iman yang lain seperti An-Nawawi, At-Thibiy, dan Ibnu Katsir-rahmatullahi 'alaihim jami'an-

Akan tetapi definisi Ibnu Sholah tsb dikritisi oleh Al-Hafidz Al-'Iroqi yang disepakati oleh Ibnu Hajar, beliau berkata : 

“sekiranya Ia (Ibnu Sholah) mencukupkan (definisinya) dengan menafikan sifat-sifat hadits hasan maka lebih tepat, karena ianya secara otomatis akan menafian sifat-sifat shohih bahkan lebih.”

“Definisinya juga mengharuskan hadits yang hilang salah satu sifat-sifat shohih dikatakan dho'if, padahal tidak demikian. karena -tamaamu ad-dhobt misalnya- jika hilang (benar bahwa sifat-sifat shohih tidak terkumpul) maka haditsny tsb dikatakan hasan bukan dhoif.” Timpal Ibnu Hajar menambahkan kritikan gurunya, Al-'Iroqi.

Apakah hanya sampai disitu...?

Ternyata tidak saudara-saudara...Al-Hafidz As-Suyuti tidak setuju dengan instrupsi Ibnu Hajar, beliau menyanggahnya dengan berkata : 

“Kritikan itu memang mengena untuk Ibnu Sholah jika saja beliau tidak hanya mengatakan 'tidak terkumpul sifat-sifat shohih' akan tetapi beliau juga mengatakan 'tidak pula sifat-sifat hasan' maka definisinya tidak layak dibantah.”

Adapun Ibnu Daqiiq Al-'Iid, mengenai hadits dhoif beliau mencukupkan definsinya dengan hanya menafikan sifat-sifat hasan tidak yang lain, beliau berkata : 

“yaitu apabila dibawah derajat hasan.”

Begitu juga menurut pendapat Imam-iman yang lain seperti Adz-Dzahabi, As-Suyuti, dan Al-'Iroqi-rahmatullahi 'alaihim jami'an-, dengan dalih yang telah beliau sebutkan ketika mengkritisi pendapat Ibnu Sholah sebelumnya, ini juga yang dimaksudkan As-Suyuti dari inti perkataan : 

“Karena apabila sifat-sifat hasan saja tidak terkumpul, apalagi sifat-sifat shohih, maka tidak mungkin.”

Setelah mengajukan bantahannya terhadap definisi Ibnu Sholah, kini giliran Ibnu Hajar untuk men-ta'riif hadits dhoif dengan mengatakan : 

“Sekiranya beliau (Ibnu Sholah) mendefinisikannya dengan setiap hadits yang tidak terkumpul padanya sifat-sifat qobul, tentu akan selamat dari bantahan dan lebih tepat.”

pertanyaannya, apa saja sifat-sifat qobul itu?

simak gambaran umumnya berikut ini :

Sifat-sifat qobul itu ada 6 (enam), yang tergabung dalam syarat-syarat hadits shohih dan hasan.

1.'Adalatu ar-rowi, 

2. Ad-dhobt

3. Ittishol as-sanad,   

4. al-mutaba'ah 'inda al-haajah ilaiha,

5. intifaa al-mukholafah,

6. intifaa al-'ilal al-qoodihah,

Nah, untuk perinciannya in syaa Allah akan bersambung ke catatan  selanjutnya...wallahuta’ala A’lam.

______________
Disusun kembali di Madinah Nabawiyah pada tanggal 27 Muharrom 1436 H.
Hedi Kurniadi bin Helmi bin Su’ud

((Dinukil bebas dari mudzakkiroh mustholahu al-hadits, DR.Abdullah bin 'Iid Al-Jarbu'ii-hafidzohullah- 02/03/1435 H.))



0 comments:

Post a Comment