Komplikasi Problematika Dakwah di Kalimantan Barat

, by Unknown





Bagian Pertama : Kami Dihantam dari Dua Arah
1) Misi misionaris.

Kalimantan Barat adalah propinsi dengan jumlah umat kristen terbanyak ke-5 (1,5 juta jiwa/ 34% penduduk kalbar) setelah NTT, Sumut, Papua, dan Sulut.

Salah satu propinsi yang dipimpin oleh orang kafir (Cornelis) suku dayak yang beragama kristen katolik ini telah menjabat menjadi gubernur kalimantan barat 2 periode berturut-turut.

Jika anda berkunjung ke kalimantan barat, maka anda akan dikejutkan dengan bangunan-bangungan megah, bukan Mesjid tapi gereja-gereja tak berpenghuni. Selain itu anda akan merasa berada di luar negri, ya..negeri cina karena jumlah etnis tiongha yang menempati urutan ke-3 terbanyak setelah suku dayak dan suku melayu, sehingga anda akan terperangah melihat kemegahan rumah beribadatan mereka.

Telah diceritakan kepada kami bahwa di daerah-daerah pedalaman, orang kristen (dari suku dayak khususnya) secara besar-besaran telah membangun tempat-tempat pengkaderan (baca : sekolah-sekolah kristen) yang akan dikirim keluar negeri, lalu ditarik kembali untuk misi kristenisasi. Dengan bookingan dana, kekuatan, dan sokongan yang diberikan oleh pimpinan tertinggi propinsi, gubernur Cornelis ini.

Kaum muslimin yang ada di pedalaman (baca : muallaf) secara otomatis, sistematis, dan realistis telah mendapatkan perlakuan yang berbeda ketika mereka sedang dalam keadaan darurat dan membutuhkan pertolongan medis [misalnya saja kisah nyata wanita hamil yang akan melahirkan, dan butuh dicesar] ketika orang-orang rumah sakit misionaris tersebut mengetahui bahwa si pasien beraga Islam mereka tidak langsung memberikan layanan kesehatan dan akan dipersulit.

2) Virus Mematikan 5Y1AH qobbahahumullah

"Yang jelas kemarin waktu di hotel orchard ana sempat ketemu dengan pimpinan pusat ahlul bait Indonesia (ABI) dari jakarta. Ana menyaksikan sendiri betapa syi'ah punya gerakan massif di kalbar. 
#ngeri" (salah satu kesaksian seorang yang pernah ikut acara syiah di Pontianak)

Beberapa tahun terakhir ini, kami sangat dikejutkan dengan gerakan dakwah 'bawah tanah' yang sangat gencar dilakukan oleh pemuka syiah, agama asal majusi persia ini tidak tanggung-tanggung yang mereka racuni adalah kaula muda yang sedang mengenyam bangku kuliah. Bersama dengan JIL mereka menebarkan bibit syi'ah, melontar
 tasykik (keraguan-keraguan) kepada generasi terbaik yang telah menjembatani agama Islam (para Sahabat rodhiallahu'anhum) sehingga sampai kepada kita, dan hasilnya sangat luar biasa. Racun yang mereka tularkan sedikit demi sedikit berhasil menggerogoti aqidah bibit-bibit muda yang semestinya menjadi tonggak estafet kebangkitan agama islam.

Di daerah kami sendiri (kab.Sambas), menurut informasi yang kami dapatkan dari beberapa teman, menyatakan bahwa ajaran syi'ah sudah sampai ke daerah perbatasan indonesia - malaysia (temajuk). konon pelopor agama baru ini dibawa oleh seorang dosen perguruan tinggi islam pontianak yang kemaren sempat diusir dari sambas -walillahilhamd- (sebelumnya juga pernah mengajar di salah satu perguruan tinggi sambas). Akan tetapi usahanya untuk menyebarkan agama barunya ini tidak berhenti sampai disitu, mahasiswa-mahasiswa yang telah terjangkiti virus syiah sampai saat ini terus dibina. Terbukti sudah ada kajian syi'ah intensif yang di adakan dirumah dosen yang diusir tersebut, pulang pergi ia dari Pontianak - Sambas guna memupuk virus syiah yang telah ditabur sebelumnya.

Kami juga sempat berdialog dengan (dugaan saya ia adalah utusan syiah dari jawa barat) salah satu murid dosen tersebut, menurut pengakuannya di setiap daerah memang sudah ada pembimbing-pembimbing syiah,
 Allahul Musta'aan..

Di daerah pontianak sendiri (daerah keraton pontianak), ritual 'asyura dan ghodir khum ternyata sudah sejak lama bersemi, apalagi di daerah tersebut sarangnya para habaib yang notabenya adalah syi'ah.

'ala kulli hal..sudah selayaknya kita berusaha untuk membentengi diri dan keluarga kita (terlebih dahulu) kemudian, masyarakan disekitar kita, memperingatkan mereka akan ancaman syi'ah seraya menamkan aqidah yang benar.
_____________________
tanah haram,19051435 H.


Bagian Kedua : Hambatan Dakwah yang Melintang

Telah kami paparkan secara singkat -pada tulisan bagian pertama-, betapa dakwah yang ada di Kalimantan Barat saat ini sedang dihantam dari berbagai arah. Badai at-tanshiir(kristenisasi) yang datang dari luar agama Islam, dan ini jelas bahwa mereka adalah musuh kita semua, dan virus majusiasi (baca : syi'ah imamiyah itsna 'asyariyah rofidhoh) yang sudah mulai membuat lubang pada dinding kapal aqidah umat Islam ini, musykilah-nya mereka adalah bagian dari awak kapal (baca : orang yang mengaku beraga Islam) yang sulit terdeteksi. Sekiranya mereka terang-terangan memproklamirkan diri bahwa merekalah yang melobangi kapal tersebut, niscaya akan langsung kita lemparkan kedalam laut.

Beberapa Hambatan Dakwah :

1) Sangat minimnya da'i yang menyeru kepada Tauhid.

Tidak
 syak lagi, bahwa peranan seorang da'i di tengah tengah umat sangat urgen sekali. Melalui perantara merekalah kaum muslimin faham dengan agamanya. Namun sangat disesalkan dari 2.600.000 lebih atau sekitar 59,22% jumlah kaum muslimin yang ada di propinsi kalimantan barat, hanya ada segelintir da'i yang pastinya tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan sampai ke pelosok daerah. Dan ini yang menjadi kendala utama dalam perkembangan dakwah di kalimantan barat.
Sejak Dewan Dakwah Islam Indonesia berdiri, sejumlah da'i yang berasal dari jawa pun dikirim ke kalimantan barat, salah satunya adalah Kiayi kami al ustadz Masruri Abd. Muhith Lc, yang jauh-jauh didatangkan dari Jawa Timur untuk berdakwah ke beberapa daerah termasuk sambas. Instansi atau yayasan yang masih eksis mengirimkan da'inya (sebatas yang kami ketahui) adalah Atase Saudi Arabia dan AMCF.

Didaerah kami sendiri (kab.sambas) seorang ustadz lulusan LIPIA Jakarta sudah beberapa tahun dikontrak oleh PEMDA Sambas (atau secara khusus dipinta oleh salah satu tokoh masyarakat sambas untuk berdakwah, mengabdikan diri di kab.Sambas). Dan inilah salah satu bukti betapa minimnya da'i sehingga harus memasok dari pulau jawa.

(Catt. kami berharap kedepan teman-teman yang sedang belajar ke luar daerah untuk segera kembali, membangun dakwah yang haq)

2) Instansi pendidian agama (pesantren) yang sangat sedikit sekali.

Jika kita pergi ke pulau Jawa, khususnya di Jawa Timur kita akan menemukan pemandangan yang dapat menyejukkan hati. Bisa dikatakan dalam satu kecamatan ada sejumlah Pondok Pesantren yang mendidik para santriwan santriwati. Bahkan mungkin satu desa ada lebih dari satu pondok pesantren.

Akan tetapi sangat miris sekali, dari 85% kaum muslimin yang ada di kab.Sambas misalnya, hanya ada 2 pondok pesantren yang kegiatan belajar mengajarnya sudah berlangsung. Satu Pesantren berada di kota sambas sendiri (pondok pesantren M. Basuni Imran), dan yang satunya lagi terletak di daerah pemangkat (pondok pesantren Raudhatul 'Ulum), dan ada beberapa Pondok yang baru dibangun.

Di kabupaten Singkawang, (dahulu tahun 2000an) hanya ada 2 Pondok Pesantren, Pesantren Ibnu Taimiyah (tempat pertama kali kami mengenyam pendidikan agama) dan Pesantren Ushuluddin. Sekarang mungkin sudah lebih dari itu.

Di kabupaten Pontianak kami kurang tahu persisnya berapa tapi jumlahnya lebih banyak daripada kabupaten lainnya.

3) Kurangnya perhatian orang tua dalam menanamkan pendidikan agama.

Selain jumlah pondok pesantren yang sangat minim sekali, para orang tua secara umum juga kurang perhatian terhadap pendidikan agama. Dengan alasan utama, yaitu kekhawatiran mereka akan masa depan anak-anaknya.
 "mau kerja apa anak saya jika tamat dari pondok?", ujar salah satu orang tua yang mungkin sering kita dengar. "kalau mondok ndk bisa jadi PNS nanti anakku", ketus orang tua yang lain.

Mereka (para orang tua) belum mengerti jika keberhasilan seorang anak itu hanya sebatas materi yang belum tentu ia dapatkan nanti, itupun belum pasti. Padahal pendidikan agama adalah awal mula dari kebahagian yang hakiki, anak yang sholeh tentu akan menjadi investasi tiada henti jika mereka sudah meninggalkan dunia yang fana ini.

Salah satu dampak terbesar dari minimnya pengetahuan para remaja yang ada di kalimantan barat, (lagi-lagi saya ambil sampel dari kab.sambas) adalah kenakalan remaja yang sudah pada stadium 4. Ibu saya (seorang guru di sebuah SMP N) mengabarkan jika anak didiknya yang baru duduk di bangku 2 SMP telah hamil tentunya karena perzinahan.
 wal'iyadzubillah...

Pemandangan yang mengiris hati itu tidak lagi hanya terjadi di kota-kota besar, tapi sudah merebak ke barbagai pelosok negri. Di kampung saya banyak sekali ibu-ibu yang masih sangat muda sekali. Anehnya para orang tua sama sekali tidak risih dengan perbuatan anak-anak mereka yang keji. terbukti, ketika acara walimahan mempelai wanita sedang mengandung bayi tak berdosa diarak begitu saja bak bidadari.

(Ya Robb, duhai Allah Tuhan kami..lindungi kami dari murka tak bertepi)

Serta hambatan-hambatan lainnya yang harus kita benahi.
wallahuta'ala 'alam, bersambung
 in sya Allah...
______________________
tanah haram, 20051435 H.


Bagian Terakhir : Mencoba Menawarkan Solusi

لماذا تأخر المسلمون؟ ولماذا تقدم غيرهم؟

"Mengapa kaum muslimin tertinggal, dan kenapa yang lainnya maju berkembang?

Kalimat fenomenal ini merupakan pertanyaan dari salah satu ulama besar yang pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia, Beliau adalah Asy-Syeikh Al-'Allaamah Muhammad Basuni Imran rohimahullah kepada ketua redaksi majalah Al-Mannar pada saat itu (Syeikh M.Rasyid Ridho). Tahukah anda jika beliau ini berasal dari Sambas kalimantan Barat. Na'am, dahulu kota sambas pernah dijuluki sebagai serambi Mekah. Karena memang sambas memiliki ulama-ulama yang telah menimba ilmu di Mekah dan Al-Azhar, sebut saja :

1) Muhammad Jabir bin Haji Muhammad ‘Arif,
2) H. Khairuddin bin H. Qamaruddin Sambas,
3) H. Abdurrahman Bin Marhum H. Qamaruddin
4) H. Muhammad Yasin Bin H. Muhammad Sa’ad sambas
5) Muhammad Basiuni Imran (1885-1976), dan lain sebagainya.

lebih jelasnya baca disini : 
http://syukririfai.wordpress.com/2012/12/16/sejarah-pendidikan-islam-di-kesultanan-sambas/

Ya..kota Sambas memang pernah menjadi bukti sejarah dalam peradaban pendidikan Islam tapi itu dulu, sekarang semuanya telah berubah. Namun, masih ada secercah harapan kedepan kita mampu mengembalikan masa-masa kejayaan itu.

Pertanyaan syeikh M.B Imran tersebut selanjutnya dijawab oleh Amir Syakib Arsalan, seorang pemikir muslim yang masyhur pada saat itu. Jika anda ingin mengetahui secara umum jawaban beliau bisa baca disini : 
http://insistnet.com/mengapa-kaum-muslimin-mundur-2/
bahasa arabnya disini : 
http://www.alukah.net/library/0/31108/

Pada kesempatan ini kami ingin menawarkan solusi yang 'sederhana dan tidak muluk-muluk' :

Membangun Pondok Pesantren.

Seorang alumnus LIPIA Jakarta, al-ustadz 
Anshari Taslim hafidzohullah pernah berkata : "Memperbanyak pesantren adalah salah satu cara dakwah yg efektif menyebarkan gagasan dan ide. Pesantren sebagai basis yg bisa menjadi penghubung antar pergerakan.
Program satu desa satu pesantren, lalu diperlukan banyak SUKARELAWAN untuk mengajarkan ilmu agama di setiap pesantren itu."

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, peran pondok pesantren sangat berpengaruh dan sedikit banyaknya telah berhasil mewarnai bangsa ini, sebut saja pondok pesantren GONTOR ponorogo yang cikal bakalnya sudah didirikan pada abad ke-18 ini sudah menelurkan generasi muda bermental baja, lihat disini : 
http://www.gontor.ac.id/latar-belakang, atau pondok pesantren Hidayatullah Balik Papan yang didirikan pada tahun 1973 M. oleh Ustadz Abdullah Sa'idrohimahullah, baca disini : http://id.wikipedia.org/wiki/Hidayatullah_(organisasi)

Na'am..pondok pesantren sebagai salah satu instansi pendidikan kami kira adalah tempat yang paling tepat untuk menempa cikal bakal pejuang agama, da'i yang akan menyeru umatnya, ahli 'ilmu yang akan memahamkan masyarakatnya akan ajaran Islam yang sebenarnya.

Di berbagai kesempatan kami sering menyinggung masalah adat tradisi sebagian masyarakat yang menyimpang dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, untuk mendakwahi mereka (orang-orang tua yang telah turun temurun mengamalkan adat tersebut) tentunya sangat sulit sekali, bisa dikatakan karena sudah mendarah daging. Jika kita kata katakan kepada mereka "ini tidak boleh, itu tidak diajarkan dalam Islam," dan lain sebagainya, niscaya kita akan dipandang buta bukan lagi sebelah mata.

Nah, menurut hemat kami salah satu sarana yang efektif untuk mendakwahi mereka adalah dengan cara mendidik anak-anak mereka. Generasi yang akan menggantikan mereka para orang tua, dan tentu saja dengan harapan suatu saat bisa menjadi perantara hidayah bagi orang tua mereka.

Dan mendirikan pondok pesantren ini merupakan cita-cita kami kedepan, mendidik santri-santri yang militan, berfaham salafus sholeh, memiliki insting usahawan. Kepada mereka kami sangat berharap sebagaimana Rosulullah
 shallallahu 'alahi wa sallam berharap :

لا ، بل أستأني بهم لعل الله يخرج من أصلابهم من يعبده لا يشرك به شيئا 

"Tidak, akan tetapi aku masih berharap, semoga Allah mengeluarkan dari tulang sulbi (keturunan) mereka orang-orang yang kelak beribadah kepada Allah satu-satunya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun."

Jika bukan sekarang, 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun ke depan biidznillah Indonesia pada umumnya dan kalimantan barat khususnya akan mengembalikan kejayaan Islam, Sambas akan kembali menjadi SERAMBI MEKAH.

walhamdulillahirobbil 'alamin...
________________________
Harom Madinah, 20/05/1435 H.

2 comments:

  1. Iyyakana'budu waiyya kanasta'iin
    Allohusshomad..

    berdoa langsung kepada Allah SWT, tanpa perantara
    sesungguhnya Allah SWT dekat

    http://taw-heed.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Sy juga punya cita2 dalam dakwah dg berbekal apapun kelebihan yg allah berikan pada sy, insyaallaah suatu saat allah pasti mengabulkan cita2 sy ini aamiin, salam ukhwah ya akhi zaenmuba@gmail.com

    ReplyDelete