Diri dan Hartamu, Milik Orang Tuamu

, by Unknown



Assalamu'alaikum Ustadz.... Saya ingin bertanya. Saya ingin membuka usaha baru,yaitu Loundry. Saya berkerjasama dgn Ibu saya,dengan modal semua dari saya. Kebetulan Ibu saya tidak bekerja dan Ayah saya kadang kerja kadang tidak. Ibu sangat bersemangat ketika saya membuka usaha ini dengan harapan beliau yang mengelolanya. Yang ingin saya tanyakan, bolehkah saya kerjasama dgn ibu saya ? Jika boleh Terus bagaimanakah cara pembagian hasilnya? Jika tidak boleh bagaimana cara nya agar ibu saya jg bisa ikut andil dalam usaha saya ini?? Mohon Nasehatnya Ustadz..krna ini sgt mendesak. Sebab saya juga belum ada orang yang bisa dipercayai untuk mengelola usaha saya ini...trimakasih Ustadz..Jazakallahu khairon...

Jawab :

Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuhu, Alhamdulillah ash sholatu wassalamu ‘ala Rosulillah wa ba’du :

akhi fillah...berpatner dengan orang tua sendiri tentunya berbeda dengan orang lain, terutama bersama dengan seorang yang mengandung, melahirkan, menyusui, mendidik, membesarkan, dan berkorban untuk antum, demi Allah..!! sekiranya semua keuntungan dari hasil bisnis antum berikan kepada orang tua antum tidak akan setara dengan jasa orang tua kepada antum. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

"Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Oleh karenanya nasehat saya, berbuat baiklah kepada orang tua antum selagi mereka masih hidup, jika dengan mengelola usaha loundry membuat hati ibu antum senang maka itu adalah salah satu peluang antum untuk berbakti kepadanya. Resapi hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جئْتُ أبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ، وَتَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ، فَقَالَ : اِرْخِع عَلَيْهِمَا؛ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا

Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata : “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” (Shahih : HR. Abu Dawud (no. 2528), An-Nasa-i (VII/143), Al-Baihaqi (IX/26), dan Al-Hakim (IV/152)

Adapun masalah bagi untung ya bisa antum atur sendiri, selama mencukupi keperluan antum itu sudah cukup menurut saya, selebihnya kasihkan ke ibu antum meski bagiannya lebih banyak. Toh, semua harta yang antum miliki sebagai seorang anak adalah milik orang tua antum juga.

عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال إن أبي اجتاح مالي. فقال: أنت ومالك لأبيك, وقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إن أولادكم من أطيب كسبكم . فكلوا من أموالهم 

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakek ayahnya yaitu Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash, ada seorang yang menemui Nabi lalu mengatakan, “Sesungguhnya ayahku itu mengambil semua hartaku.” Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya anak-anak kalian adalah termasuk jerih payah kalian yang paling berharga. Makanlah sebagian harta mereka.” (HR. Ibnu Majah, no. 2292, dinilai sahih oleh Al-Albani).

Sekian, semoga kita dijadikan oleh Allah Ta’ala sebagai anak sholeh yang berbakti kepada kedua orang tua.

Wallahu Ta’la A’la wa A'lam..
________________
Madinah, 1 Muharrom 1436 H

0 comments:

Post a Comment