"Kegilaan Wahabi" di Musim Haji
Imam Bukhori rohimahullah di dalam
shohihnya meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat mulia Ibnu 'Abbas rodhiallahu
'anhuma, bahwasanya Rosulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
Sekian, saya akhiri catatan singkat ini dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :
ما من أيام العمل الصالح
فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر - قالوا : يا رسول الله ولا
الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم
يرجع من ذلك بشيء
"Tidak ada hari dimana amal shalih
pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh
hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad
fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali
orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali
dengan sesuatu apapun."
Mungkin hadits inilah yang membuat orang
saudi 'wahabi' (terutama di kota Madinah, juga Mekkah) berbondong-bondong dan
berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan. Kebaikan yang tertimbun oleh lumpur
kebencian orang-orang yang hasad, benci, dan iri kepada saudi.
Langsung saja, berikut ini akan kami
sebutkan beberapa "kegilaan" warga saudi di musim haji yang tidak
dilakukan oleh orang waras di Indonesia (maaf) :
1) Hamparan Sufroh
Sufroh adalah plastik panjang yang biasa
digunakan oleh rumah-rumah makan sebagai alas tempat nasi. Di mesjid nabawi
khususnya di 10 hari bulan Dzulhijjah ini anda akan menemukan pemandangan yang
membuat hati berdecak kagum, sekaligus heran dengan hamparan-hamparan sufroh
yang memanjang dari utara mesjid sampai ke bagian selatan, dari depan sampai ke belakang masjid yang berisi kurma-kurma muda, kurma sukkari, segelas zam-zam,
teh dah kopi, sepotong roti dan lain sebaginya, selama sepuluh hari
berturut-turut. Begitu juga pada waktu puasa sunnah lainnya, terlebih lagi di bulan Romadhon, tidak hanya kurma atau roti yang menjadi menu utamanya melainkan nasi bukhori, ayam siap saji (Al-Baik), dan lain sebagainya yang dijadikan hidangan untuk berbuka puasa. Sufrohnya pun tidak hanya di dalam, namun juga memenuhi halaman Mesjid Nabawi.
Untuk siapakah hidangan tersebut..?!
Hidangan yang tidak akan anda temukan di
negeri Indonesia itu disediakan untuk jamaah haji atau umroh yang sedang
berpuasa sunnah. “Trus yang tidak puasa bagaimana?” mungkin ada yang
bertanya demikian. Tenang, bagi jamaah yang tidak berpuasa juga dapat menikmati
hidangan tsb. Bahkan yang punya sufroh akan saling rebutan jamaah agar mau
duduk di depan sufroh mereka masing-masing.
2) Sebungkus Syawaya
Syawaya adalah ayam yang sudah dipanggang.
Jika anda keluar masjid setelah menunaikan sholat maghrib atau isya' anda
kembali akan dikejutkan dengan antrian panjang para jamaah di pinggir-pinggir
jalan menuju hotel untuk mengambil sebungkus nasi bukhori plus ayam panggang.
Sebagian mahasiswa (termasuk saya) terkadang juga ikut mengantri untuk
mendapatkan bungkusan nasi tsb, lumayan kan dapat makan gratis, hehe…
3) Roti Bakar Tamis
Tamis adalah roti berbentuk bundar tipis
yang dibakar. Selain antrian nasi, anda juga akan melihat antrian yang tak
kalah panjang, biasanya antrian ini dimeriahkan oleh jamaah asal India,
Pakistan, Bangladesh, dan jamaah dari negara lainnya yang sekedar ingin merasakan
lezatnya tamis yang dipadukan dengan daging sebagai lauknya.
4) Sebotol Zabadi
Zabadi adalah susu beku yang sudah
difermentasi. Setelah antrian nasi bukhori dengan lauk syawaya, tamis, anda
juga akan melihat antrian sebotol/semangkok zabadi yang biasanya dibagikan di pintu
keluar halaman masjid atau ada juga yang di halaman masjid, bahkan terkadang
disandingkan dengan kurma atau roti dan yang lainnya di atas sufroh buat
berbuka puasa tadi.
5) Truk Kontainer Pembawa Roti
Sebagaimana yang pernah saya singgung
sebelumnya, truk-truk kontainer milik Raja saudi yang telah meninggal dunia
juga tak mau kalah dari mobil-mobil kecil pembawa zabadi. Truk raksasa yang
sengaja diparkir di depan halaman hotel tidak jauh dari mesjid nabawi itu
dipenuhi dengan berbagai macam roti di dalam kotak kotak kecil yang disediakan
untuk jamaah haji. Tidak hanya sampai di situ, ketika anda berjalan kaki dari Mina ke 'Arofah, anda akan menemukan truk - truk pembawa roti, susu, jus, dan lain sebagainya bersusun rapi menanti jamaah haji. Yang dibagikan pun tidak tanggung-tanggung, satu kardus susu untuk satu orang yang berebutan mengantri. Kalau orang-orang dengan postur tubuh mungil seperti saya lebih baik menunggu jamaah yang sudah berhasil mendapatkan "harta rampasan perang" hehe..nggak mungkin kan satu kardus susu habis untuk satu orang. Dan akhirnya tanpa bersusah payah mengantri plus desak-desakan saya dan beberapa orang temanpun berhasil menenteng satu kardus lebih susu dengan rasa coklat yang kemudian kami bagikan kembali kepada jamaah yang lainnya.
6) Kardus Kardus Air Minum Di tengan
Panasnya Terik Matahari
Ketika anda ingin pergi ke Masjid Nabawi
untuk sholat, anda akan melihat tumpukan-tumpukan kardus air minum yang
dibagi-bagikan kepada jamaah yang melewati jalan tsb.
glek..glek..glek..aaah..tiga tegukan air yang cukup untuk mendinginkan
tenggorokan kering oleh suhu Madinah yang panas.
Dan masih banyak lagi
"kegila-gilaan" yang akan anda jumpai di negri dengan julukan wahabi.
7) Dan Yang Lebih "Gila"
Lagi...
Pagi hari ini ribuan mahasiswa Universitas Islam Madinah menyerbu
salah satu hotel yang terletak tidak jauh dari Masjid Nabawi, bukan untuk menginap tapi untuk "membantu" seorang muhsinin (dermawan) yang ingin
menyalurkan rezekinya kepada tholibul 'ilmi, (hehe...membantu atau ingin
dibantu..?!). Menurut perkiraan teman-teman yang juga hadir tadi pagi, jumlah
mahasiswa ditaksir 3000 - 4000 orang ini setiap awal bulan hijriyah
berbondong-bondong untuk mendapatkan uang sebesar 200 real saudi (atau sekitar
600 ribu lebih).
Jika dikalikan 3000 orang saja berarti
sudah 600.000X300= Rp.1,8M perbulan. MasyaAllah..Selain itu, ketika bulan
romadhon kemaren syeikh 'Utheir -hafidzohullah- memberi setiap mahasiswa
500real/1.500.000,-rupiah..Allahu Akbar..!! Semoga Allah membalas semua
kebaikan para muhsinin dan memberkahi harta yang mereka miliki.
8) Haji Gratis
Bagi mahasiswa yang belum haji tahun lalu
jangan bersedih hati, sebab para masyayikh dan muhsinin akan memberi peluang
haji gratis. Salah satu dermawan yang menerima pendaftaran haji gratis tahun
ini adalah syeikh 'utheir yang saya sebutkan di atas, selain itu syeikhuna
Abdul Muhsin, dan anak beliau syeikh Abdurrozzaq -semoga Allah menjaga
mereka- yang memiliki travel haji setiap tahunnya juga menghajikan
mahasiswa tanpa dipungut biaya sepersenpun..eh maaf sehalalah (pecahan real, mata uang saudi)pun (Untuk harga
tashrih (surat izin resmi) haji plus travel saat ini 4000 real lebih untuk yang
biasa).
Selain itu, bantuan berupa sembako atau
keperluan dapur sering kali diberikan kepada mahasiswa yang membawa istri dan
anaknya tinggal di Madinah, termasuk daging ayam dan kambing/sapi yang sudah
dimasukkan kedalam kardus juga diberikan secara cuma cuma.
Sekian, saya akhiri catatan singkat ini dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :
خير الناس أنفعهم للناس
"Sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat untuk orang lain."
__________
Madinah, 05 Dzulhijjah 1435 H
Madinah, 05 Dzulhijjah 1435 H
Disusun ulang pada tanggal 1 Muharrom 1436 H.
Tweet
0 comments:
Post a Comment