Belajar Adab (Menepati Janji) dari Syeikh Abdurrozzaq bin 'Abdil Muhsin Al-Badr hafidzohullah
Sejak
beberapa kali berkunjung ke Indonesia untuk mengisi dauroh baik yang diadakan di
masjid Istiqlal Jakarta, maupun di kota-kota lain di Indonesia, putra dari
seorang ulama sepuh Madinah ini semakin dikenal kaum muslimin indonesia,
apalagi setelah kajian rutin beliau yang disiarkan langsung oleh Radio/TV Rodja
setiap Ahad dan senin sore WIB.
Keanggunan
akhlak serta adab yang beliau miliki membuat orang yang baru mengenalnya akan
terkesima, timbul rasa cinta, cinta akan ilmu yang dimilikinya. Pada dauroh
yang diadakan pada taggal 31 Agustus 2014 lalu, beliau sempat memuji salah
seorang muridnya yang memang sudah sering menjadi penterjemah
muhadhoroh/kajian-kajian yang beliau sampaikan.
Kerendahan
hati yang menghiasi diri salah satu dosen Ilmu Aqidah program pasca sarjana
Universitas Islam Madinah dan pengajar tetap di masjid Nabawi Madinah An
Nabawiyyah ini juga tampak ketika beliau mengisi dauroh di salah satu mesjid di
pulau lombok, pulau seribu masjid itu. Disaat beliau enggan untuk duduk dikursi
yang lebih besar dan lebih memilih duduk dikursi yang sebenarnya disiapkan oleh
panitia untuk al ustadz firanda (sebagaimana kabar yang saya dengar dengan
sanad 'aaliy dari ikhwah yang menyaksikannya).
Adalah
fadhilatus syeikh Prof.Dr. 'Abdurrozzaq bin 'Abdil Muhsin Al-Badr -semoga Allah
selalu menjaga beliau- yang merupakan salah satu masyayikh asal kota Nabi shallallahu
'alaihi wasallam yang dikenal dengan keilmuan dan akhlaqnya.
Diantara
pengalaman yang sangat berharga bersama asy syeikh ialah ketika saya dan beberapa
mahasiswa pada sore hari itu mengikuti beliau untuk bertanya setelah kajian kitab
At Tajriid Ash Shoriih di masjid nabawi. Tidak sadar ternyata kami sudah sampai
di parkiran mobil yang ada di bawah teras/halaman mesjid di samping toilet.
Dari raut muka asy syeikh yang ramah, tampak sekali antusias beliau dalam
menjawab pertanyaan mahasiswa satu persatu. Dan pada saat itu saya hanya
menjadi pendengar berharapan dapat mengambil manfaat dan faidah dari jawaban
beliau sambil menunggu giliran bertanya.
Setelah
semuanya selesai, maka tibalah giliran saya untuk mengajukan beberapa
pertanyaan seputar rumah tangga dan pelajaran, akan tetapi apa yang terjadi,
Syeikh yang sudah berada di dalam mobil bersama seorang putranya itu ternyata
buru-buru ingin pulang, rupanya beliau ada urusan yang mesti ditunaikan.
"Besok
kamu ke sini lagi insya Allah.." pesan syeikh dari dalam mobilnya kepada
saya.
Keesokan
harinya, pada waktu yang sama saya dan beberapa mahasiswa kembali membuntuti
syeikh dari tempat kajian beliau yang ada di bagian tengah mesjid agak ke depan
dekat payung-payung raksasa sampai ke tempat parkiran mobil syeikh. Sama halnya
dengan kemaren, saya lebih senang bertanya 4 mata dengan syeikh, sehingga
setelah semua mahasiswa pergi saya baru akan bertanya.
"Ya..kamu
apa yang ingin ditanyakan kemaren?" tanya syeikh dengan irisan senyum di
wajahnya. Lalu sayapun memulai bertanya masalah keluarga, bagaimana cara
melindungi keluarga dari gangguan jin, bagaimana kiat belajar di jamiah sedang
saya sudah menikah, dan lain sebagainya.
Syeikh
pun dengan tenang menjawab satu pertanyaan yang saya ajukan.
"Perbanyaklah
membaca ayat kursi, fahami maknanya, kalau bisa beli buku saya yang sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia tentang kedahsyatan ayat kursi,
dst.."
Selanjutnya
beliau mengatakan :
"menggabungkan
dua kebaikan sekaligus (menuntut ilmu dan menikah) merupakan sebuah keutamaan
yang luar biasa, sambil antum mencari ilmu maka sering-seringlah menghubungi
istri, ajari ia tentang agama dan lain sebagainya, bila waktu liburan tiba pulanglah,
penuhi segala hak dan tanggung jawabmu sebagai seorang suami."
"Jazakallahu
khoiron ya syeikh.." saya katakan kepada syeikh karena telah sudi menjawab
pertanyaan saya, dan MENEPATI JANJI untuk bertemu kembali sore itu (tambah saya
dalam hati).
Maka
saya katakan, beginilah seharusnya seorang muslim, menepati janji ketika telah
berjanji agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang munafiq sebagaimana
yang Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam kabarkan :
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ
أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
"Tanda-tanda
orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia
mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat."
Allahu Akbar, semoga Allah Jalla wa 'Ala selalu menjaga
anda wahai syeikh...
Sekian, semoga coretan ringan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.
_______________
Madinah, 28/12/1435 H.
Sekian, semoga coretan ringan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.
_______________
Madinah, 28/12/1435 H.
Diedit kembali pada tanggal 10 Muharrom 1436 H.
Tweet
0 comments:
Post a Comment