Kenapa Harus Wahhabi (bag.4)

, by Unknown


Setelah orang yang mendahulukan tauhid didalam berdakwah, menyebutkan pembagian tauhid, yang memelihara jenggot, dikatakan wahabi, selanjutnya orang yang cingkrang celananya pun terkena imbas wahabi.

Padahal, jika mereka sedikit mau melebarkan lahan hatinya yang sempit tentang wahabi, lalu melacak alasan cingkrangnya celana wahabi, niscaya (biidznillah) mereka akan “mangut-mangut” sambil berkata dalam hati : “ooh iki to dalil orang wahabi memotong celanya...” atau “geleng-geleng kepala” sambil berucap : “Astaghfirullah...ternyata selama ini daku telah menghina sunnah kanjeng Nabi-shallallahu'alaihiwasallam-.”

Cermati baik-baik larangan menjulurkan kain, sarung, atau celana dibawah mata kaki berikut :

1. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman :

“Dan janganlah engkau berjalan diatas muka bumi ini dengan sombong, karna sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak suka kepada setiap orang yang sombong lagi angkuh.”  (Luqman: 18 )

2. Dari Umar Radhiallahu ‘anhu, ia berkata : Rasullulah shallallahu'alaihi wasallam bersabda :

“Siapa yang menyeret pakaiannya karena sombong, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihatnya di hari kiamat.” (HR Bukhari dan yang lainnya)

3. Dan dari Ibnu umar juga, Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda :

“Isbal berlaku bagi sarung, gamis, dan sorban. Barang siapa yang menurunkan pakaiannya karena sombong, tidak akan dilihat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan Ibnu Majah. Dan hadits ini adalah hadits yang sahih)

4. Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
“Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan melihat orang yang menyeret sarungnya karena sombong.” (Muttafaq ‘alaihi)

5. Dalam riwayat Imam Ahmad dan Bukhari dengan bunyi :

“Apa saja yang berada di bawah mata kaki berupa sarung, maka tempatnya di Neraka.”

6. Rasullullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda :

“Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat. Tidak dilihat dan dibesihkan (dalam dosa) serta akan mendapatkan azab yang pedih, yaitu seseorang yang melakukan isbal (musbil), pengungkit pemberian, dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

7. Rasullullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sarung seorang mukmin sebatas pertengahan kedua betisnya. Tidak mengapa ia menurunkan dibawah itu selama tidak menutupi kedua mata kaki. Dan yang berada dibawah mata kaki tempatnya di neraka.” (HR Malik dalam Muwaththa’ ,dan Abu Daud dengan sanad yang sahih)

8. Dari Utsman bin ‘Affaan radhiallaahu ‘anhu berkata :
“Kain Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam sampai ke tengah betisnya.” (HR. Muslim)
Dan sabda beliau : “Kainnya seorang muslim adalah sampai ke tengah betisnya.” (HR Ahmad dan Abu Uwanah)

9. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata :

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : ” Kainnya seorang mu’min sampai otot betisnya, kemudian ke tengah betisnya kemudian sampai ke kedua mata kakinya, dan yang di bawahnya (di bawah mata kaki) maka dia di neraka.”

10. Dari Abu Sa’id Al Khudri berkata :
Rasulullah shallallaahu’alaihi wasallam bersabda : “Kainnya seorang mu’min adalah sampai kedua betisnya, tidak mengapa antara betis dengan dua mata kaki..” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)

11. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata :
Bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Kain itu sampai setengah betis.” Ketika dilihatnya hal itu memberatkan kaum muslimin, beliau bersabda : “Sampai kedua mata kakinya, tidak ada kebaikan apa yang ada di bawah kedua mata kaki.”

Dan hadits-hadits tentang larangan isbal (memakai kain di bawah mata kaki) sampai derajat mutawatir secara ma’nawi dalam kitab shahih, sunan juga masanid dan yang lainnya. Syaikh Abdul Muhsin Al Abbaad hafidzahullah (Ulama dan Muhadits Madinah sekarang ini) ketika ditanya tentang menjulurkan kain melebihi mata kaki dengan tidak sombong, maka beliau menjawab : Isbal itu buruk meski tidak sombong dan jika dibarengi kesombongan maka itu lebih buruk.

Nah kalau dalilnya sudah 'bejibun' seperti itu apa masih mau mengatakan wahabi...?!

Jika iya, maka dijakarta sekarang banyak wahabi-wahabi yang berkeliaran karena kebanjiran.

Wallahuta’ala A’lam
_______________________
Dari berbagai sumber,

Di penghujung musim dingin madinah 24/03/1435 H

0 comments:

Post a Comment