STOP..!! Jangan Tergesa-gesa Menerima Pinangannya

, by Unknown




Seorang akhwat (wanita) sering kali terkecoh dengan penampilan luar seorang laki-laki yang akan meminangnya. Mungkin mereka mengira bahwa lulusan pondok fulan, atau universitas alan pasti orangnya alim, sholeh, pinter, dsb. Atau mungkin mereka mengira jika ikhwan yang berbulu lebat didagunya atau kepotong celana panjangnya adalah calon suami yang ideal, faham sunnah, akan membahagiakannya nanti, de el el.

Tanpa fikir panjang lagi, mereka pun menerima lamaran fulan bin alan.Lc, tanpa basa basi mereka pun menerima pinangan fulan bin alan as-salafiy, dan seterusnya.

Sepekan dua pekan, sebulan dua bulan, manisnya bulan madu masih mengalahkan empedu. Wanita tersebut merasa jika dunia ini hanya milik mereka berdua (Ntahlah yang lain mungkin dianggap ngontrak..hehe). Semula, diawal-awal pernikahan yang keluar dari lisan sang suami adalah cumbu rayu, lemah gemulai, sopan santun, namun setelah beberapa bulan selanjutya, disaat 'obat bius'nya habis, maka watak aslinya pun mulai bereaksi. Cumbu rayu berubah manjadi umpatan dan cacian, lemah gemulai bermetafosis menjadi kaku dan kasar, sopan santun berevolusi menjadi pribadi yang menakutkan, Allahul Musta'aan...

Seketika madu itu pun terasa pahit melebihi pahitnya empedu, dunia yang tadinya hanya milik berdua sekarang semakin terasa sempit menghimpit. Benih-benih penyesalan akhirnya mulai tumbuh, kebahagiaan yang didamba sirna bigitu saja.

Pertanyaannya adalah mengapa kejadian seperti ini bisa terjadi..?

Maka kami katakan, "stop, jangan terima dulu lamarannya."

“Trus piye..?”

Begono saudari-ku, jika ada seorang laki-laki yang datang kepada mu maka jangan tergesa-gesa meng-iyakan pinangannya. Gelar-gelar yang ada dibelakang namanya bukanlah sebuah patokan baik tidaknya akhlaq seseorang. Na'am..mungkin ketika di kampus nilainya selalu mumtaz, tapi apakah itu jaminan bahwa pribadinya juga mumtaz? belum tentu kawan..

Oleh sebab itu nasehat kami bagi para calon bidadari bagi para suaminya, cari tahu bagaimana sikap dan perilaku calon suami mu itu sehari-hari di dalam lingkungan keluarganya, terutama bagaimana akhlaqnya terhadap wanita yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkannya. Caranya ya terserah antunna, mungkin dia mempunyai saudara perempuan, atau bibi perempuan (emang ada bibi laki-laki?wkwkw..) yang bisa antunna korek, cek dan ricek (eh sorry, ini bukan acara selebrita ya..)

"Ya malulah..masa kita yang disuruh nanya-nanya..." celoteh sebagian mbak mbak.

Kami katakan, lha iya..itukan juga demi maslahat antunna-antunna sekalian..jika tidak maka siapkan saja berkwintal-kwintal kesabaran untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

"Emang ape hubungannye, sikap atau perilaku seorang suami terhadap emaknye..?" Tanya eneng dengan logat khas betawinye.

Wah..ternyata belum mudeng-mudeng juga ne akhwat, bagini mbak..watak asli seorang lelaki itu hanya dapat diketahui ketika ia berada di dalam rumahnya.

"Lho ko'..??"

Na'am, sebab ketika diluar rumah bisa saja ia berlakon, bersandiwara, menampakkan kebaikan-kebaikan, akhlaq terpuji, dan lain sebagainya dihadapan orang lain. Bagaikan seorang buruh yang memperlihatkan bahwa ia adalah seorang pekerja yang rajin ketika ada mandor yang mengawasinya. Dan untuk bersandiwara diluar rumah dengan durasi yang sangat singkat sangatlah mudah.

Berbeda ketika Ia sedang berada dirumah, tidak ada orang lain yang ingin dicuri perhatiannya. Ia bebas berbuat tanpa harus memakai topeng pasarannya. Jika Ia adalah anak yang kasar terhadap orang tuanya, terutama kepada Ibunya, mudah membuat airmatanya mengalir, maka sekali-kali jangan dikau toleh pinangannya. Jika tidak anda akan diperlakukan lebih buruk melebihi perlakuannya terhadap Ibunya.

Dan jika sebaliknya, jika ia adalah anak yang berbakti kepada ibu bapaknya, menjadi pelipur lara bagi ibunya, maka segera anggukkan kepala anda ketika lamarannya menyapa anda. In sya Allah anda juga akan diperlakukan sebagaimana perlakuannya kepada ibunya.

"Masa' sih harus segitunya...?!" mungkin masih ada yang belum percaya.

Maka kami jawab :
 ajal..(tentunya) jika tidak percaya, cobalah perhatikan orang-orang yang pacaran, semua kebaikan sikap dan perilaku akan ia tampakkan kepada pasangannya, seakan-akan tidak ada cacat menurut kaca mata cinta dari dua sejoli dengan masing-masing janji manisnya. Tapiiii...lihatlah, cermati dengan seksama hubungan mereka setelah menikah, niscaya anda akan mendapati bahwa satu diantara keduanya, atau kedua-duanya ternyata selama mereka pacaran yang ditampakkan hanyalah topeng belaka, tindak tanduk semu, dan lain sebagainya. Tentu saja mereka akan merasa gerah berlakon, memainkan peran orang lain, dan akhirnya semua watak aslinya akan tersingkap lalu terjadilah apa yang akan dan telah terjadi...

Terakhir yang ingin kami katakan :
Maka inilah rahasia dari petunjuk baginda Rosul Muhammad
 shallallahu'alaihi wasallam :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأهْلِهِ، وأنا خَيْرُكُم لأهْلي

“Sebaik-baik kalian, adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya, dan Aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku.”

sekian..
wallahu'alam..
semoga bermanfaat..
________________________
Madinah Nabawiyah, 28051435 H.


0 comments:

Post a Comment