Sepasang Pengantin Surga
Muqoddimah
Tujuan pernikahan pada dasarnya tidak sebatas pada pengukuhan ikatan cinta dan luapan kasih sepasang suami-istri. Bukan pula sarana penyaluran nafsu biologis secara halal semata. Bukan pula sekadar merasakan kenikmatan dunia
lainnya. Di balik itu semua, pernikahan adalah akad luar biasa yang harus disadari oleh dua sejoli sebelum cinta mereka diikat erat
oleh syari'at. Akad
luar biasa itu adalah desain pelaminan
pengantin di syurga kelak. Syurga Ar-Rohmaan yang luasnya melebihi luas
langit dan bumi, tempat tinggal yang abadi.
Suami istri yang memiliki visi misi surgawi sudah tahu jalan
mana yang akan mereka tempuh. Saling mengingatkan bila salah satu dari mereka
lalai atau lupa. Saling
memotivasi jika ada yang futur atau lemah semangat ibadahnya dan lain
sebagainya. Meskipun halangan dan rintangan membentang di tengah perjalanan,
mereka terus berikhtiar sekuat tenaga. Mereka yakin akan diberikan kemudahan
dan taufik oleh Allah ta'ala. Tetap bersabar sehingga cobaan apapun
yang menimpa sama sekali tidak membuat semangat mereka luntur untuk berjuang
menggapai cita-cita. Terus
berkerja sama mewujudkan impian agung itu. Ya, cita-cita
menjadi sepasang pengantin di syurga.
جنات
عدن يدخلونها ومن صلح من آبائهم وأزواجهم وذرياتهم
"(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke
dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya,
isteri-isterinya dan anak cucunya." (QS:
Ar-Ra'd Ayat: 23)
Jalan untuk menjadi pengantin syurga adalah pasangan yang sholih dan sholihah. Dimulai dari jalan yang
pertama yakni diri sendiri. Maka bermula dari kalianlah wahai para istri untuk melangkah memulai perjalanan ini. Mengapa?
1. Istri yang Membuat Keimanan Bertambah
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Tsauban rodhiallahu'anhu,
Ia berkata : “ketika turun ayat :
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ
الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ
بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih." (QS : At-Taubah : 34)
Ia berkata : "Pada saat itu kami bersama Rosulullah
shallallahu 'alahi wasallam dalam salah satu perjalanannya, diantara sahabatnya
ada yang berkata : "telah turun ayat tentang emas dan perak, sekiranya
kami tahu harta apa yang paling baik, niscaya akan kami raih." Maka
Rosulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda :
لسان ذاكر و قلب شاكر وزوجة
مؤمنة تعينه على إيمانه
"Lisan yang berdzikir, hati yang bersyukur, istri beriman
yang membantunya untuk (menambah) imannya."
Salah satu keistimewaan Nabi Kita Muhammad shallallahu
'alahi wasallam adalah memberikan jawaban lebih dari apa yang ditanyakan kepada beliau sebagaimana contoh diatas. Ketika ada seorang sahabat bertanya tentang harta yang paling baik di antara harta-harta dunia,
maka beliau menunjukkan kepada harta yang lebih dari sekedar emas permata yakni harta yang mencakup kebahagian suami istri baik di dunia maupun di
akhirat. Dan di
antara jawaban kebaikan itu adalah peran seorang isteri yang sanggup menambah
keimanan suaminya.
2. Istri yang Membuat Tenang
Berapa banyak istri sholehah telah menjadi oase
kehidupan rumah tangga. Penghibur hati suami yang sedang gundah gulana. Pengubah luka menjadi
suka cita. Penyulap duka menjadi canda tawa dan penyihir cemberut menjadi senyum ceria. Isteri yang menjaga
diri dan harta suaminya sehingga suami tidak perlu khawatir dan merasa was-was
apabila ia harus keluar rumah. Suami yang didampingi istri sholihah seperti
ini akan merasakan kebahagian sebelum kebahagiaan yang hakiki di surga.
3. Istri yang Bisa Menjadi Perhiasan Indah dalam Dunia
Imam Muslim meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash rodhiallahu'anhu,
bahwa Rosulullah shallallahu'alahi wasallam bersabda :
الدنيا متاع وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita
sholihah.”
Kenikmatan yang
sebenarnya, kebahagian tanpa batas waktu, kepuasaan tak mengenal jemu dan perhiasan
yang indah mempesona hanyalah istri yang sholihah. Dia adalah tangan
kiri yang menyambut sehingga cinta tak bertepuk sebelah tangan. Dia yang memupuk
bibit cinta yang telah
disemai. Dia yang membuat hati selalu rindu. Dia yang dengan kasihnya menyeka air mata agar tak jatuh sia-sia. Dia yang selalu setia dan seia sekata baik
dalam keadaan suka maupun duka. Semua perhiasan dunia selain isteri yang sholihah adalah
kenikmatan dunia yang semu dan menipu.
Allah Ta'ala berfirman :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚإِنَّ
فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir." (QS.
Ar-Rum : 21)
4. Istri yang Membebaskan Anda dari Perangkap Syaithon
Telah diriwayatkan dari Sahabat mulia Abu Huroiroh rodhiallahu'anhu,
bahwa Rosulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda :
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِى
صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِى صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمُ
امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِى نَفْسِهِ
“Sesungguhnya wanita datang dalam rupa setan, dan pergi dalam rupa
setan. Jika seorang di antara kalian melihat seorang wanita yang menakjubkan
(tanpa sengaja), maka hendaknya ia mendatangi (bersetubuh dengan) istrinya,
karena hal itu akan menolak sesuatu (berupa syahwat) yang terdapat pada
dirinya.” (HR. Muslim no.1403)
Hadits ini adalah bagian dari jawaami' kalim Rosulullah shallallahu
'alahi wasallam.
Syeithon telah menjadikan wanita sebagai senjata pemusnah massalnya dengan
membuat setiap lelaki bernafsu jika memandangnya.
Namun terhadap istri yang sholihah, syaithon tak mampu mendekat
sebab ia adalah penawar hasrat suami. Kecantikan
jasmani dan rohaninya menjadi pemikat yang sangat dahsyat bagi suaminya. Maka jika suami
melihat wanita yang telah dihiasi oleh syaithon, sekali-kali tidak
membuatnya hanyut. Sebab istrinya yang sholihah lebih nikmat dipandang,
lebih manis untuk dibelai dan sanggup meredam hasrat suami
ketika berada di luar rumah.
Madinah Nabawiyah,18-06-1435 H
Bersambung..
Tweet

0 comments:
Post a Comment